Warga Kampung Aquarium, Pasar Ikan, Jakarta Utara hari ini Rabu (15/2/2017) mencoblos di dua TPS, yaitu TPS 16 dan 17 Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara. ada 422 pemilih yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) di TPS 17 yang terletak tepat di depan Museum Bahari. Sedangkan untuk TPS 16 terdapat 502 pemilih. Kedua TPS tersebut hanya berjarak sekitar 15-20 meter.
Sebagian besar pemilih di TPS tersebut adalag warga Aquarium yang digusur oleh Ahok. Kampung tersebut rata dengan tanah setelah digusur oleh Pemprov DKI Jakarta, tujuh bulan lalu.
Meski sudah digusur, faktanya sampai saat ini masih banyak warga Kampung Akuarium yang tetap bertahan di sana. Mereka menetap di rumah-rumah semi permanen yang terbuat dari dinding tripleks dan atap seng. Pasca penggusuran yang dilakukan medio April 2016, warga sebenarnya mendapat jatah unit rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Marunda, Cilincing, dan Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur.
Namun beberapa dari mereka memutuskan kembali ke Kampung Aquarium dan mendirikan bangunan semi permanen. Mereka memang sudah puluhan tahun tinggal di sana.
Salah satunya adalah Mita, 33, yang sekarang tinggal di Bekasi. Dia sudah sekitar 30 tahun tinggal di Kampung Aquarium. Ketika digusur, dia memilih tak pergi ke rusun. Sekarang, dia kembali ke Penjaringan untuk mencoblos. "Yang pasti gak nyoblos Ahok. Masa milih orang yang sudah gusur kami," katanya.
Sampra juga senada. Pria 54 tahun ini adalah warga Pasar Ikan. Menurutnya, warga Aquarium dan Pasar Ikan punya kesumat terhadap Ahok. Akibatnya, mereka tak akan memilihnya sebagai upaya membalas penggusuran. "Di sini kantong pemilihnya Anies. Sepertinya Anies yang menang," kata pria yang lahir di Sulawesi Selatan dan sudah mendiami Pasar Ikansejak 20 tahunan lalu.
FOTO: Andrey Gromico
Sebagian besar pemilih di TPS tersebut adalag warga Aquarium yang digusur oleh Ahok. Kampung tersebut rata dengan tanah setelah digusur oleh Pemprov DKI Jakarta, tujuh bulan lalu.
Meski sudah digusur, faktanya sampai saat ini masih banyak warga Kampung Akuarium yang tetap bertahan di sana. Mereka menetap di rumah-rumah semi permanen yang terbuat dari dinding tripleks dan atap seng. Pasca penggusuran yang dilakukan medio April 2016, warga sebenarnya mendapat jatah unit rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Marunda, Cilincing, dan Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur.
Namun beberapa dari mereka memutuskan kembali ke Kampung Aquarium dan mendirikan bangunan semi permanen. Mereka memang sudah puluhan tahun tinggal di sana.
Salah satunya adalah Mita, 33, yang sekarang tinggal di Bekasi. Dia sudah sekitar 30 tahun tinggal di Kampung Aquarium. Ketika digusur, dia memilih tak pergi ke rusun. Sekarang, dia kembali ke Penjaringan untuk mencoblos. "Yang pasti gak nyoblos Ahok. Masa milih orang yang sudah gusur kami," katanya.
Sampra juga senada. Pria 54 tahun ini adalah warga Pasar Ikan. Menurutnya, warga Aquarium dan Pasar Ikan punya kesumat terhadap Ahok. Akibatnya, mereka tak akan memilihnya sebagai upaya membalas penggusuran. "Di sini kantong pemilihnya Anies. Sepertinya Anies yang menang," kata pria yang lahir di Sulawesi Selatan dan sudah mendiami Pasar Ikansejak 20 tahunan lalu.
FOTO: Andrey Gromico
