tirto.id - Di beberapa tempat di dunia, penggunaan sepeda motor dikampanyekan sebagai bagian dari solusi kemacetan. Di Melbourne, Australia, misalnya, dalam rentang 2006 hingga 2014, jumlah sepeda motor yang memasuki kawasan kota pada puncak kemacetan pagi hari meningkat sebesar 73%, sedangkan mobil berkurang 2%.
Dalam laporan “Motorcycle Plan 2015-18”, Dewan Kota Melbourne mencatat: “Perjalanan 30 kilometer di wilayah metropolitan Melbourne pada jam-jam sibuk memakai motor bisa tiga kali lebih cepat ketimbang memakai mobil.” Dibandingkan mobil, sepeda motor memang lebih mudah bergerak dalam kemacetan. Selain itu, ia hemat bahan bakar dan menghasilkan lebih sedikit gas karbon.
Menurut laporan Direktorat Jenderal Perhuhungan Darat pada 2012, kecepatan perjalanan rata-rata di kawasan Jabodetabek adalah 23,6 kilometer per jam. Mereka memperkirakan, andai tak ada perubahan signifikan, pada 2020 kecepatan perjalanan bakal turun jadi cuma 15,2 km/jam. Saat ini saja setidaknya terdapat 771 titik kemacetan di Jabodetabek.
Namun, orang memilih sepeda motor tak semata berdasarkan pertimbangan-pertimbangan fungsional. Menurut Procycles, showroom sepeda motor ternama Australia, para pelanggan cenderung memilih unit yang mencerminkan status dan kepribadian mereka. “Jika hanya soal kebutuhan, orang-orang akan membeli sepeda motor paling biasa,” ujar Procycles dalam 2018 Motorcycle Trends: Which Motorcycle to Buy Next?
Sebelum menentukan pilihan, para pelanggan terlebih dulu mencermati opsi-opsi yang ada hingga detail terkecil. Tak hanya spesifikasi, fitur, dan desain, tetapi juga kesesuaian semua itu dengan tren terkini.
Hari-hari ini, di Indonesia, skuter matik menguasai hingga 80% penjualan sepeda motor. Dan dari rupa-rupa skuter matik yang beredar di pasaran, maxi scooter alias skuter matik (skutik) bongsor sedang jadi pusat perhatian. Tren ini tak dapat dilepaskan dari kesuksesan Yamaha NMAX yang diluncurkan pada 2015. Menyambung momentum tersebut, Yamaha mengeluarkan maxi scooter baru dengan tawaran berbeda dari seri sebelumnya. Ialah Yamaha Lexi.
Selain mengandalkan mesin dan teknologi mutakhir di kelasnya—mesin generasi baru Blue Core 125 cc yang dilengkapi teknologi Liquid Cooled sehingga bikin performa berkendara lebih efisien dan bertenaga, Lexi juga punya desain dan tampilan istimewa: bodinya kompak dan ringan, memberi kesan mewah dan elegan. Lexi memiliki spacious flat foot board, long seat, big baggage capacity, sehingga terasa luas dan nyaman dikendarai jarak jauh. Semua itu merupakan bukti tiga pesan yang ingin disampaikan Lexi kepada para pelanggan: Smart & Sexy Design, Smart Features, dan Smart Engine.
Resmi diluncurkan awal tahun ini, Lexi dilengkapi dengan fitur-fitur yang tak bisa dipisahkan dari gaya hidup masa kini, mulai dari full digital speedometer dan variable valve actuation (VVA), hingga komponen penting semisal electric power socket dan smart motor generator.
“Ke depan, orang-orang akan berpaling pada motor-motor yang mendukung lifestyle,” kata Antonius Widiantoro, Manager Marketing PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
Pendapat serupa disampaikan Sigit Kumala, Ketua Bidang Komersial AISI. Menurutnya, matik premium jadi tren sebab terlihat lebih gagah dan nyaman saat digunakan untuk menempuh perjalanan jauh.
Dengan inovasi yang terus-menerus dikembangkan Yamaha, Lexi tentu menunjang kebutuhan-kebutuhan itu. Kita tahu, inovasi bukanlah barang yang turun begitu saja dari langit. Yamaha adalah pelopor motor matik di Indonesia dan Lexi adalah salah satu karya terbarunya. Dengan Lexi, Yamaha kembali menunjukkan komitmen untuk selalu jadi yang terdepan.
Sebelum Lexi, Yamaha telah menciptakan TMAX, NMAX, dan Aerox 155 cc sebagai motor pelopor di kategori skutik bongsor—kategori yang sebagaimana disampaikan sebelumnya, digadang-gadang bakal jadi motor pilihan di masa mendatang. Lexi dan produk matik premium lain milik Yamaha memang sengaja dibikin dan dipasarkan untuk melengkapi kebutuhan sekaligus cermin kepribadian Anda dalam berkendara.
Dan soal berkendara, ikon MotoGP Valentino Rossi pernah berkata, “Hal paling penting adalah membina hubungan baik dengan kendaraan. Seperti halnya terhadap perempuan, Anda juga harus memahami apa-apa yang dikehendakinya.” Dalam konteks Lexi, si seksi nan cerdas ini, Anda tidak perlu repot-repot memahaminya sebab pada dasarnya dialah yang lebih memahami keinginan Anda.
“Meski kedengarannya lucu, tapi begitulah kebenarannya,” demikian The Doctor mengakhiri ucapannya.
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis
