tirto.id -
Hal ini, jelas Sandi, didasari oleh data PT PJA yang menyebutkan sebanyak lebih dari 70 persen pendapatan masuk kawasan Pantai Ancol ternyata dari warga yang mampu. "Tidak sesuai arahan gubernur yang justru memberi keberpihakan pada warga yang tidak mampu," imbuh Sandi.
Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Paul Tehuserijana akan mencoba melakukan pendekatan Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk menyasar warga tidak mampu di Jakarta bisa masuk Ancol gratis.
"Pemegang KJP, misal, setiap bulan satu kali gratis masuk Ancol," jelas Paul.
Untuk mendukung pendekatan KJP, Paul akan menggunakan teknologi pembaca yang sama seperti digunakan oleh Bank DKI. "Kami sedang bicara sama Bank DKI," ujarnya.
Pendekatan KJP untuk memberikan akses masuk gratis bagi masyarakat tidak mampu di Jakarta sudah dilakukan oleh PT PJA sebelumnya. Hanya, lanjut Paul, kami hanya mencatat manual. "Hanya belum pakai cardreader," kata dia.
Selain pendekatan KJP, ia juga mengusulkan pada Sandi akan melakukan pendekatan langsung ke Dinas Sosial (Dinsos). Pihaknya juga sudah mulai memberlakukan ini pada peringatan Hari Anak Nasional.
"Waktu itu ada 1.000 anak tidak mampu di bawah asuhan Dinsos masuk Dufan gratis," ujar Paul.
Program ini masih akan terus dilanjutkan oleh PT PJA. Menurut data yang dimiliki PT PJA, Dinsos masih menaungi sebanyak lebih dari 7.000 anak tidak mampu.
"Rencananya setiap bulan akan kami jadwalkan," ujar Paul.
Program masuk Ancol gratis untuk warga tidak mampu dengan pendekatan KJP ini diperkirakan akan diberlakukan mulai Desember 2017 mendatang. Kalau pendekatan dengan Dinsos, lanjut Paul, pihaknya siap kapan pun Dinsos meminta.
Wacana untuk menggratiskan tiket masuk Ancol sudah muncul saat pemerintahan gubernur DKI Jakarta sebelumnya, Djarot Saiful Hidayat. Djarot pernah mendesak agar tarif masuk ke kawasan Pantai Ancol gratis bagi masyarakat umum. Hingga masa pemerintahannya berakhir pada 15 Oktober 2017 lalu, kebijakan ini tak kunjung terealisasi.
Penulis: Diana Pramesti
Editor: Maya Saputri
