tirto.id - Samsung Elevctronics Co Ltd pada Jumat (2/9/2016) lalu telah mengumumkan recall global untuk 2,5 juta unit Note 7. Menurut laporan, Samsung akan kembali meminta semua mitra global untuk menghentikan penjualan dan pertukaran smartphone Galaxy Note7, menyusul laporan insiden kerusakan lainnya pada perangkat pengganti.
“[Kami] meminta semua konsumen baik yang menggunakan Galaxy Note7 keluaran pertama maupun yang baru hasil pertukaran program recall, untuk mematikan dan berhenti menggunakan perangkat mereka,” demikian diungkapkan pihak Samsung dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip Antara, Selasa (11/10/2016).
Galaxy Note 7 sebelumnya sempat mengalami insiden karena baterai yang dapat meledak dan memicu kebakaran ketika diisi daya. Karenanya, perusahaan Korea itu pun menarik peredaran smartphone tersebut untuk diganti dengan perangkat baru.
Namum, pekan lalu terjadi lagi insiden pada Note 7 pengganti dari ponsel yang ditarik. Asap keluar dari smartphone tersebut sehingga memaksa evakuasi pada sebuah pesawat penumpang di Amerika Serikat.Kejadian itu membuat para penyalur Samsung di AS dan Australia juga menunda penjualan atau penukaran Note 7.
"Andai Note 7 dibolehkan terus dipakai maka itu bisa mengantarkan kepada aksi bunuh diri brand yang terbesar dalam sejarah teknologi modern," kata Eric Schiffer, pakar strategi brand dan kepala Reputation Management Consultants, seperti dilaporkan Antara, Senin (10/10/2016)
Ketidakjelasan nasib Galaxy Note7 ini menuntun spekulasi bahwa peluncuran Galaxy S8 akan dimajukan untuk mengisi kekosongan. Dikuitp dari GSM Arena, akun Twitter @Ricciolo mengaku mendapat konfirmasi kehadiran Galaxy S8 di Mobile World Congress (MWC) 2017. Dia juga mengunggah gambar undangan Samsung Galaxy Unpacked melalui akunnya.
Jika bocoran undangan tersebut dapat dipercaya, Samsung akan meluncurkan flagship Galaxy S terbarunya itu dalam gelaran yang berlangsung di Barcelona pada 26 Februari 2017. Meski begitu, Samsung diharapkan tidak terburu-buru meluncurkan Galaxy S8, mengingat Note 7 akan mengalami penarikan gelombang kedua.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari
