tirto.id - Raksasa teknologi Samsung Electronics Co Ltd dikabarkan akan menjual sahamnya di perusahaan pembuat peralatan kesehatan, Samsung Medison Co Ltd.
Reuters, mengutip ChosunBiz Korea Selatan, pada hari Selasa, (25/2/2016), melaporkan bahwa Samsung Electronics secara resmi akan memulai proses penjualan 68,5 persen sahamnya di Samsung Medison pada bulan Maret.
Saat ini, perusahaan raksasa tersebut sudah mulai mencari pembeli potensial. Sayangnya, tidak disebutkan pada harga berapa saham itu akan dijual.
Dalam beberapa tahun terakhir, Samsung Medison mengalami pelemahan kinerja keuangan sehingga mendorong Samsung Electronics untuk menjual perusahaan itu.
Dalam sembilan bulan pertama pada tahun 2015, Medison mencatat kerugian operasional sebesar 15 miliar won akibat biaya operasional dan penelitian yang lebih tinggi serta lemahnya pertumbuhan penjualan di tengah persaingan ketat dari para kompetitornya, seperti GE dan Siemens.
Namun, Samsung Electronics tidak memiliki rencana untuk menjual Samsung Medison, kata Dong Soo Jun, President of Health & Medical Equipment Business, seperti dikutip dari website Samsung pada hari Senin, (24/2/2016).
Ia melanjutkan bahwa Samsung Electronics masih menganggap bahwa bisnis peralatan medis sebagai salah satu dari inti bisnis Samsung dan berkomitmen untuk mengembangkan bisnis tersebut dengan Samsung Medison.
Tanggapan Soo Jun muncul setelah beberapa media di Korea dikabarkan melaporkan bahwa Samsung Electronics berencana untuk menjual Samsung Medison dan telah melakukan pemeriksaan manajemen internal untuk memproses penjualan salah satu anak perusahaan Samsung Electronics tersebut.
Samsung Electronics pertama kali membeli saham di Samsung Medison pada tahun 2011 untuk mencari pertumbuhan bisnis yang baru dan portofolio yang lebih beragam. Samsung membeli saham tambahan dan menempatkan nilai booking sebesar 478 milyar won (USD 388 juta) untuk sahamnya pada akhir September.
Samsung Group telah mendivestasikan sahamnya di beberapa bisnis seperti bahan kimia dan unit pertahanan dalam beberapa bulan terakhir sebagai bagian dari restrukturisasi perusahaan yang berfokus pada teknologi dan obat-obatan.
