tirto.id - PSIS Semarang kembali menegaskan jika mereka belum menyerah dalam mengejar tanda tangan Septian David Maulana. CEO Mahesa Jenar, Yoyok Sukawi bahakan secara terbuka membeberkan jika pihaknya terus berupaya menjalin komunikasi dengan penggawa Timnas Indonesia tersebut.
"Sampai pagi ini, saya masih menjalin komunikasi dengan Septian David Maulana. Jelas, pintu selalu terbuka bagi Septian David maupun pemain lainnya," kata Yoyok seperti diwartakan Goal, Senin (7/1/2019).
Musim lalu Septian David Maulana tercatat membela Mitra Kukar. Sudah sejak musim 2015 Septian memperkuat klub asal Tengarong tersebut. Sayang, terdegradasinya Mitra Kukar lantaran hasil buruk di Liga 1 2018 membuat Septian berpeluang besar meninggalkan klub berjuluk Naga Mekes itu.
Padahal, meski berulang kali absen lantaran membela Timnas Indonesia, musim 2018 Septian tampil moncer. Ia mencetak enam gol dan tiga assist dalam 21 laga. Capaian ini relatif lebih baik dari musim sebelumnya, ketika ia menorehkan empat gol serta enam assist dari 19 pertandingan.
Pada Desember lalu, Septian sempat memberi isyarat jika kemungkinan bertahan di Mitra Kukar masih ada. Hanya saja, secara realistis, jika ingin tetap mengamankan tempat di Timnas Indonesia ia jelas butuh bermain di kompetisi divisi teratas.
"Ini adalah tim yang sudah membesarkan nama saya, dan mereka semua sudah seperti keluarga saya sendiri. Kecewa? sudah pasti, tapi momen ini bukanlah akhir dari segalanya, Nagamekes harus terus berjuang dan saya yakin ada masa depan yang baik untuk tim ini," tulis Septian lewat unggahan di Instagram pribadi saat itu.
Jika akhirnya menerima pinangan PSIS, Septian bakal pulang ke Semarang yang merupakan tempat kelahirannya. Berusia 22 tahun, Septian juga pernah membina ilmu di Deportivo Indonesia pada musim 2012-2013.
Terlepas dari penampilan moncernya, Septian gagal membawa Mitra Kukar finis memuaskan di ajang Liga 1 2018. Naga Mekes cuma finis di peringkat 16 klasemen akhir dengan capaian 39 poin, hasil 12 kemenangan, tiga kali imbang, dan 19 kekalahan.
Editor: Herdanang Ahmad Fauzan
