tirto.id - Pada 1810, penulis besar Jerman Goethe membicarakan efek psikologis yang ditimbulkan warna terhadap mood dan emosi manusia dalam bukunya Zur Farbenlehre atau Teori Warna-warna. Salah satu yang ia bicarakan adalah biru: warna langit, laut, dan pegunungan; yang akrab sekaligus memesona. Manusia menyaksikan biru di mana-mana tetapi tak selalu sanggup menggapainya, dan karena itulah, menurut Goethe sebagaimana disampaikan kembali oleh Brainpickings, “Manusia senang merenungkan biru.”
“Kalau langit itu biru, semua akan biru. Bumi dan laut, mata dan rambut, juga cinta dan kata yang terkulum di mulut,” tulis penyair Subagio Sastrowardoyo suatu kali.
Menurut penelitianYouGov, biru adalah warna terpopuler sedunia. Di Indonesia, 23% responden survei itu lebih menyukai biru dibandingkan warna-warna primer lain seperti merah dan kuning. Begitu pula di Cina. Sekalipun warna tradisional Cina merah, lebih dari 25% responden di negara tersebut memilih biru.
Biru sering dianggap berkarakter inklusif. Ia tak mengenal batas-batas demografis seperti usia, ras, dan gender. Selain itu, sebagaimana dikatakan Wakil Presiden Pantone Color Institute Laurie Pressman, otak manusia menerjemahkan biru sebagai simbol dari hal-hal yang mendamaikan, dapat diandalkan, serta terpercaya.
Maka, tak mengherankan jika kini banyak situs dan aplikasi jejaring populer menggunakan biru sebagai warna utamanya: Facebook (terlepas dari urusan Mark Zuckerberg buta warna), Twitter, Skype, LinkedIn, dan Wordpress.
Orang-orang Mesirlah yang mula-mula menemukan cara membuat warna biru sintetik dan menggunakannya untuk seni dan dekorasi. Mereka mengasosiasikan biru dengan Sungai Nil yang sakral, sehingga warna ini lekat dengan keluarga kerajaan dan para bangsawan. Saat peradaban lain ikut mengenal pewarna biru buatan, bahan baku dan ongkos produksi yang mahal membuat biru tetap diasosiasikan dengan kaum elit. Baru pada Zaman Industri pewarna biru diproduksi secara massal dan dapat dikenakan orang banyak.
Dengan segala keistimewaannya, biru senantiasa mewarnai sejarah peradaban dunia dan terus melahirkan rona turunan baru dengan karakteristik masing-masing. Salah satu evolusi terkini warna biru adalah “dashing blue” yang terpilih sebagai warna varian terbatas OPPO F5.
Dari segi teknis, varian Dashing Blue memiliki keunggulan spesifikasi dan kelengkapan fitur yang sama dengan varian-varian lain F5, tetapi Aryo Meidianto, Public Relation Manager OPPO Indonesia, mengatakan bahwa keistimewaan varian terbaru OPPO ini adalah material bodi yang digunakan.
“Materialnya lebih glossy. Kami pakai coating khusus untuk menciptakan impresi yang berbeda,” ujar Aryo saat peluncuran F5 Dashing Blue. Dia mengungkapkan bahwa pemilihan warna ini merupakan respons dari konsumen berdasarkan survei OPPO.
Pada 2015, OPPO telah merilis varian biru untuk tipe R1x, namun finishing Dashing Blue yang mampu memantulkan cahaya secara vertikal untuk efek cermin merupakan yang pertama bagi produk OPPO.
Sebelum peluncurannya awal Februari, OPPO Indonesia telah lebih dulu merilis edisi eksklusif “F5 Dashing Blue Limited Package” yang dibundel dengan produk kosmetik lipstik dari M.A.C dan hoodie pair-tee karya desainer Rinaldy Yunardi. Edisi yang hanya tersedia 100 unit itu, dengan harga Rp4,5 juta per unit, terjual habis hanya dalam 2 menit saat peluncurannya.
“Memang kami mau yang limited saja, untuk memberi rasa bangga buat pemilik,” kata Alinna Wenxin, Direktur Pemasaran OPPO Indonesia.
Tak ada pengumuman resmi berapa kuota produksi OPPO F5 Dashing Blue, tetapi menurut OPPO, dari ribuan unit yang telah diedarkan, kini hanya sekitar 20 persen yang tersisa di gerai-gerai resmi, baik online maupun offline.
Dibanderol dengan harga Rp4,2 juta, OPPO F5 Dashing Blue memadukan gaya yang cocok dipadupadankan dengan berbagai pilihan penampilan dan fitur-fitur unggulan seperti kamera depan 20MP berteknologi artificial intelligence, tampilan layar FHD+ 6.0” dan warna seluas 2160x1080 piksel, RAM 4GB, serta CPU Octa-Core untuk memudahkan segala aktivitas.
“Sebaiknya yang berminat segera membeli karena belum tentu kami produksi lagi,” ujar Aryo.
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis
