tirto.id - Nonton anime Isekai Nonbiri Nouka episode 11 dengan takarir (subtitle) Bahasa Indonesia bisa dilakukan secara legal dan gratis melalui platform streaming BStation (Bilibili TV). Episode terbaru anime bertema pertanian ini dapat disaksikan pada Jumat, 17 Maret 2023, malam ini, pukul 20.00 WIB.
Isekai Nonbiri Nouka merupakan anime yang digarap atas arahan sutradara Ryouichi Kuraya. Anime yang diproduksi oleh Studio Zero-G ini dirilis perdana pada 6 Januari 2023 dan dijadwalkan tayang dengan 12 episode.
Anime berjudul lain Farming Life in Another World ini merupakan hasil adaptasi dari serial novel ringan berjudul sama karangan Kinosuke Naitou. Dalam penggarapan anime ini, Yoshiko Saitou didapuk sebagai desainer karakter dan Touko Machida sebagai series composition. Sementara untuk pengisi musiknya melibatkan Nilsson Johannes dan Yasuharu Takanashi.
Anime Isekai Nonbiri Nouka mengikuti kehidupan Hiraku Machio (27 tahun) setelah meninggal karena penyakit mematikan. Pada kehidupan keduanya, Dewa memberikan Hiraku tubuh yang sehat dan kehidupan sesuai keinginannya. Hiraku kemudian dikirim ke dunia fantasi yang dipilihnya. Selain itu, Dewa juga menganugerahkan alat pertanian serba bisa untuk Hiraku.
Mengutip dari laman Bilibili TV, anime ini menjadi trending dengan menduduki peringkat enam dan berhasil meraup penonton hingga 14,2 juta. Sementara pada situs Anime Corner, anime ini mendapat peringkat 14 dengan jumlah vote 2,64 persen pada daftar Top 48 Anime of the Week 10 Winter 2023.
Spoiler Isekai Nonbiri Nouka Episode Terbaru
Pada Jumat pekan lalu (10/3/2023), Isekai Nonbiri Nouka merilis episode 10 berjudul “Princess Yuri” atau dalam bahasa Jepang “Ōhime Yūri”. Sesuai judulnya, episode ini dibuka dengan Putri Yuuri yang memutuskan akan menyerang Desa Pohon Besar.
Keputusan itu diambilnya atas usulan Rosalind, Clacasse dan Roage. Menurut trio gadis bangsawan dari Kerajaan Iblis itu, Fraurem sedang disandera di Desa Pohon Besar.
Berkaitan dengan hal itu, Bizel mengunjungi Fraurem putrinya yang sedang mengerjakan pembukuan Desa Pohon Besar. Pada kunjungan itu, Bizel meminta Fraurem untuk menghentikan Putri Yuuri yang akan menyerang Desa Hiraku. Sebab sudah bisa dipastikan bahwa Putri Yuuri yang membawa 300 pasukan tetap akan kalah melawan kekuatan Desa Hiraku.
Fraurem kemudian memberi usul pada ayahnya agar menghentikan Putri Yuuri lewat Raja Iblis. Namun, usulan tersebut ditolaknya karena jika hal itu dilakukan Bizel dan Frarurem akan dituduh sebagai pengkhianat Kerajaan Iblis.
Akhirnya, Fraurem menemukan solusi dari masalah itu. Frarurem akan menunjukkan kekuatan desa tanpa memobilisasi penduduk desa. Fraurem kemudian menyewa para gadis lamia untuk menyerang pasukan Putri Yuuri.
Dengan sangat mudah, pasukan Putri Yuuri dikalahkan oleh para gadis lamia. Selanjutnya, Putri Yuuri dan trio bangsawan Kerajaan Iblis dibawa Fraurem ke Desa Hiraku. Fraurem meminta mereka untuk menyembunyikan identitasnya dari para penduduk. Selain itu, Fraurem juga meminta izin Putri Yuuri yang tidak akan diperlakukan selayaknya tuan putri.
Kedatangan mereka di desa pun disambut oleh Hiraku. Fraurem menjelaskan bahwa trio gadis yang dibawanya akan bekerja di bawah Fraurem. Sementara Yuuri–Fraurem menyebutnya tanpa kata putri–yang duduk di singgasana hanya akan mengamati Desa Hiraku sebentar.
Trio bangsawan itu pada mulanya berniat ingin melarikan diri. Namun, niat itu dihentikan oleh para serigala inferno dan anak-anak Zabuton.
Sementara itu, saat berkeliling desa, Yuuri sangat menyesali niatnya untuk menyerang Desa Hiraku. Yuuri melihat kehidupan yang damai di desa tersebut. Saat berkeliling mereka juga melihat berbagai tanaman yang begitu subur di kebun desa.
Bersamaan dengan hal itu, Yuuri menjelaskan tentang dirinya yang merasa khawatir atas Fraurem. Frarurem dan Yuuri bisa dibilang tumbuh besar bersama. Mereka berdua telah berteman sejak kecil.
Oleh karena itu, Yuuri tak bisa hanya diam saat mendengar Fraurem telah disandera. Agar tak salah informasi lagi di kemudian hari, Yuuri meminta Fraurem untuk menceritakan segalanya padanya. Yuuri juga tak ingin Fraurem memperlakukan dirinya seperti orang asing. Permintaan Yuuri tersebut pun disetujui oleh Fraurem.
Setelah membantu pekerjaan di pertanian dan mencicipi makanan di desa, tiba saatnya Yuuri untuk pulang. Ia dijemput oleh Bizel untuk pulang ke Kerajaan Iblis. Adapun trio bangsawan memutuskan untuk tetap tinggal di Desa Hiraku.
Pada episode ini, Desa Hiraku memperoleh hasil panen tanaman yang sangat melimpah. Bahkan gudang penyimpanannya sampai tak muat untuk menampung hasil panen itu. Mendengar hal itu, Lastismun si naga ingin mengirimkan hasil panen desa untuk ayahnya. Begitu pun dengan Hakuren–bibi Lasti.
Setelah mengirim hasil panen ke ayahnya, Lasti juga bertugas mengirim hasil panen untuk dijual ke Michael. Lasti juga sempat membantu Michael untuk menyerang monster yang mengganggu kapal dagangnya. Sementara Hakuren saat kembali ke desa membawa penduduk baru ras elf gunung yang dipimpin oleh Yaa.
Selain itu, pada episode terbaru ini, tim survei desa telah dikirim untuk meneliti lebih lanjut terkait ruang bawah tanah yang baru ditemukan. Tim survei juga telah mengonfirmasi adanya ular berbisa raksasa di ruang bawah tanah itu.
Episode ini, ditutup dengan diberitahukannya Rurushi Ru yang tengah hamil. Kehamilannya itu tak disadari oleh Rurushi Ru. Ia hanya merasakan nafsu makannya sangat menurun, tetapi masih bisa makan tomat dan buah-buahan.
Nonton Isekai Nonbiri Nouka Episode 11 di Bilibili TV
Episode 11 anime Isekai Nonbiri Nouka dengan subtitle Bahasa Indonesia dapat disaksikan secara legal dan gratis melalui platform streaming BStation (Bilibili TV). Episode terbaru ini dijadwalkan tayang pada Jumat, 10 Maret 2023, pukul 20.00 WIB.
Isekai Nonbiri Nouka merupakan tayangan anime eksklusif di BStation (Bilibili TV). Oleh karena itu, tidak semua episode dapat disaksikan secara gratis. Namun, bagi pengguna premium dapat menyaksikan seluruh tayangan anime dengan kualitas gambar mencapai 1080P.
Link Nonton Isekai Nonbiri Nouka Episode 11 Sub Indo di BStation/Bilibili TV
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Ibnu Azis
