tirto.id - Ratusan ribu massa aksi 4 November rumpah-ruah di Jalan Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (4/11/2016) siang. Para peserta demo dari berbagai daerah yang datang sejak pagi mulai kelihatan lesu. Beberapa tampak berteduh, duduk, bahkan ada yang merebahkan badan di trotoar karena keletihan.
"Lapar, lemes jadinya," kata Haryadi, salah seorang peserta demo dari Surakarta. Dia pun kemudian duduk menyandarkan punggung ke tiang telepon.
Tak lama kemudian, dua orang yang mengenakan pakaian serba putih datang dengan membawa dua plastik besar berwarna merah berisi nasi bungkus. Mereka membagikan nasi bungkus itu di sekitar tempat Haryadi istirahat.
Saat sebungkus nasi disodorkan pada Haryadi, dia tampak ragu. "Ini gratis atau bayar? Kalau bayar, saya nggak punya uang," celetuk Haryadi.
"Gratis untuk semua yang ikut (demo), ini rejeki dari Allah," jawab salah satu orang yang membagikan nasi.
Mendengar itu, Haryadi pun girang. Begitu nasi bungkus sampai di tangannya, dia langsung melahapnya. "Lauknya ayam sama telur. Alhamdulillah, jarang makan enak," ujarnya.
Setelah selesai makan, Haryadi menyalakan rokok. Rekannya pun turut merokok. Belum habis sebatang, dua perempuan berkerudung hitam mendatangi mereka. "Sudah makan? Ini ada nasi kotak gratis," tanya salah seorang perempuan itu.
Haryadi melirik temannya sebelum menjawab. "Sudah, baru saja," jawab Haryadi.
Mendengar jawaban itu, dua perempuan itu pun berlalu. Begitu mereka agak jauh jaraknya, teman haryadi langsung menyeletuk. "Coba agak sabar, dapat nasi kotak," ujarnya.
Haryadi pun hanya geleng-geleng kepala sembari berkata kepada temannya. "Yang penting bisa makan bro, bersyukur!" balas Haryadi.
Penulis: Mawa Kresna
Editor: Iswara N Raditya
