tirto.id - Sebagai negara paling dermawan di dunia menurut World Giving Index 2021, gotong royong telah menjadi prinsip dasar dari masyarakat Indonesia. Terlebih di tengah situasi pandemi, semangat gotong royong saling bantu meringankan beban memberikan peran besar untuk membantu pemulihan ekonomi. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Mei 2021, ada sekitar 19,10 juta pekerja yang terkena dampak berupa PHK, dirumahkan, maupun dikurangi jam kerjanya. Selain itu, ada sekitar 40 persen UMKM yang gulung tikar karena terdampak pandemi dan 5 juta pedagang pasar tradisional terpaksa tutup.
Salah satu gerakan yang dijalankan dengan konsep yang menarik adalah Charity Webinar BALA BANTUAN (Bersama Langsung Bantu Anak Negeri) yang didukung penuh oleh Bank OCBC NISP. Charity Webinar BALA BANTUAN merupakan gerakan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dan membantu mereka para pekerja informal upah harian. Lalu apa yang membedakan Charity Webinar ini dengan Charity atau donasi – donasi lainnya?
Jadi, sebagai donator kita akan mendapatkan undangan eksklusif untuk mengikuti charity webinar secara gratis, sebagai apresiasi atas donasi dan dukungan kita pada gerakan Charity Webinar BALA BANTUAN. Sementara seluruh donasi yang terkumpul di program tersebut langsung digunakan untuk membeli produk dagangan usaha kecil berupa sembako, untuk disalurkan kepada pekerja informal upah harian yang terdampak COVID-19.
Sampai saat ini, Charity Webinar BALA BANTUAN telah didukung lebih dari 720 donatur, dengan jumlah donasi sudah terkumpul lebih dari Rp110.000.000 atau 10 persen di atas target yang telah ditentukan pada awal peluncuran gerakan. Sebagai bentuk apresiasi, para pendonor mendapatkan kesempatan untuk dapat mengikuti sesi webinar pengelolaan keuangan.
Pada tanggal 13 Desember 2021 lalu, Bank OCBC NISP bersama Great Eastern Life Indonesia mengadakan Charity Webinar bertema “#FinanciallyFit 2022 : #SiapJalaniHidup dengan Ubah Rencana Keuangan Gak Sekadar Wacana”. Acara ini menghadirkan Mahendra Koesumawardhana, Kepala Unit Usaha Syariah Bank OCBC NISP dan Fauzi Arfan, Direktur Keuangan Great Eastern Life Indonesia sebagai pembicara.
Mahendra menjelaskan dampak pandemi COVID-19 terhadap keuangan yang sangat besar. “Situasi pandemi memberikan banyak pelajaran soal perencanaan keuangan. Masyarakat perlu makin menyadari pentingnya dana darurat dan proteksi asuransi di tengah keadaan yang tidak dapat diprediksi ini. Hal ini senada dengan semangat dari keuangan syariah yang bertujuan untuk menjaga 5 aspek esensial manusia, yakni menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta,” kata Mahendra dalam webinar tersebut.
Mahendra juga menjelaskan bahwa melalui perencanaan keuangan syariah, masyarakat dapat membangun komunitas keuangan yang tangguh melalui konsep HEART:
- Help each other, melalui zakat, sedekah, atau donasi.
- Establish healthy cash flow and debt, melalui manajemen keuangan yang baik.
- Asset growth, dengan perencanaan investasi, baik untuk edukasi, biaya haji maupun pensiun.
- Risk management and planning, dengan proteksi asuransi.
- The hereafter, melalui perencanaan waris, termasuk wakaf.
Kemudian, Fauzi juga menjelaskan bahwa dalam waktu dekat, Bank OCBC NISP bersama dengan Great Eastern Life Indonesia akan meluncurkan solusi proteksi syariah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat menyambut era new normal tahun 2022.
“Pada awal tahun 2022, bersama Bank OCBC NISP kami akan meluncurkan solusi asuransi Syariah yang simpel cukup satu kali pembayaran kontribusi untuk mendapatkan perlindungan jiwa sampai usia 99 tahun, memiliki fitur wakaf sampai dengan 45 persen dari manfaat asuransi guna menunaikan amal jariyah, serta manfaat asuransi sampai dengan 48 kali dari kontribusi tunggal yang dibayarkan,” tutup Fauzi.
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis
