tirto.id - Marc Marquez sukses meraih gelar juara MotoGP yang kelima setelah menjadi pemenang di Grand Prix Jepang pada Minggu (21/10/2018). Dengan usia yang masih 25 tahun, bukan tidak mungkin Marquez kelak akan menyalip catatan sang legenda, Valentino Rossi, yang juara tujuh kali.
Dengan total 296 poin, Marc Marquez sudah tidak terkejar lagi di klasemen MotoGP 2018. Ia unggul 102 poin dari pesaing terdekat, Andrea Dovizioso. Sementara itu, kompetisi tinggal menyisakan tiga balapan lagi: GP Australia, GP Malaysia, dan GP Valencia.
Penampilan Marc Marquez musim ini tergolong luar biasa. Hingga seri ke-16 di GP Jepang, ia mencatatkan delapan kemenangan. Selain itu, Baby Alien juga meraih empat kali peringkat kedua, dan sekali di podium terakhir atau posisi ketiga.
Catatan terburuk Marquez musim ini terjadi di dua grand prix. Saat bertarung di GP Argentina, ia finis di urutan ke-18. Sementara itu, di GP Italia, ia mengakhiri lomba di posisi ke-16.
Tidak dapat dilupakan, Marquez musim ini tercatat selalu berada di podium sejak GP Catalunya, atau merentang dalam 9 lomba terakhir. Ini membuktikan konsistensinya yang tinggi untuk meraih poin besar. Konsistensi itu tercipta dari rasa lapar gelar yang menjadi-jadi di dalam diri sang pebalap asal Spanyol.
Bahkan setelah merayakan gelar juara di GP Jepang pada Minggu (21/10), Marquez sudah berbicara tentang masa depan. Ia ingin kembali bersiap di pramusim MotoGP 2019, lantas kembali merebut gelar tahun depan.
"Di pramusim, saya akan bekerja untuk gelar berikutnya. Saya tahu akan mendapat tekanan, seperti semua pebalap papan atas. Tapi, memang semua pebalap terbaik bekerja untuk memenangkan kejuaraan.
"Jika Anda finis di (urutan) kedua (di klasemen akhir), Anda menjalani musim yang baik, tetapi tujuan utama tidak tercapai. Selama saya masih ada di kejuaraan ini, saya akan mencoba meningkatkan jumlah gelar," kata Marquez dikutip Crash.net.
Meraih lima gelar juara MotoGP, Marc Marquez semakin mendekati pencapaian dua pebalap legendaris. Ada Valentino Rossi yang meraih tujuh gelar juara, lima di antaranya beruntun pada 2001 hingga 2005, lalu dua gelar lain didapatkan pada 2008 dan 2009. Setelah itu, di puncak tertinggi ada Giacomo Agostini yang memiliki 8 gelar, tujuh di antaranya beruntun pada 1966 hingga 1972.
Editor: Fitra Firdaus
