tirto.id - Macam-macam terapi modalitas dalam keperawatan jiwa setidaknya ada 5 jenis. Kelimanya adalah terapi individu, terapi lingkungan, terapi biologis, terapi kognitif, dan terapi keluarga.
Terapi modalitas termasuk kategori terapi penting dalam keperawatan jiwa. Sebabnya, jenis terapi modalitas berguna untuk mengubah perilaku pasien.
Pengertian terapi modalitas adalah terapi untuk mengubah perilaku pasien dari maladaptif menjadi adaptif. Dalam keperawatan jiwa, terapi modalitas bisa membantu pasien mampu bersosialisasi.
Selain mengubah perilaku maladaptif menjadi adaptif, melalui terapi modalitas keperawatan jiwa, perawat juga bertugas meningkatkan potensi yang dimiliki oleh pasien.
Mengutip dari buku Dasar-dasar Keperawatan Jiwa: Pengantar dan Teori (2011) karya Abdul Nasir dan Abdul Muhith, penerapan terapi modalitas keperawatan jiwa berfungsi memperbaiki sikap dan perilaku pasien agar bisa bersosialisasi di lingkungan masyarakat sekitarnya.
Dengan memiliki kemampuan sosialisasi yang memadai, diharapkan pasien tetap aktif berhubungan dengan teman, keluarga, dan orang-orang di sekitarnya. Terapi modalitas juga bisa membantu pasien bekerja sesuai dengan potensinya.
Macam-macam Terapi Modalitas dalam Keperawatan Jiwa
Terapi modalitas dalam keperawatan jiwa bisa dilakukan secara individu maupun kelompok. Terapi ini juga bisa diterapkan melalui modifikasi lingkungan yang memberi kesempatan kepada pasien (klien) untuk belajar mengubah perilaku dalam konteks terapeutik.
Setidaknya, ada 5 jenis terapi modalitas dalam keperawatan jiwa yang selama ini kerap diterapkan. Lima macam terapi modalitas keperawatan jiwa itu adalah Terapi Individu, Terapi Lingkungan, Terapi Biologis, Terapi Kognitif, dan Terapi Keluarga.
Disarikan dari Buku Pembelajaran Keperawatan Jiwa terbitan UKI (2019), berikut penjelasan ringkas untuk masing-masing dari 5 jenis terapi modalitas keperawatan jiwa tersebut:
1. Terapi Individu
Dalam keperawatan jiwa, terapi modalitas individual melibatkan hubungan antara perawat dengan klien (pasien) secara terstruktur.
Hubungan keduanya perlu terstruktur supaya klien bisa mengatasi konflik dan meredakan distress emosional yang dialaminya.
2. Terapi Lingkungan
Terapi Lingkungan diterapkan dengan menata kondisi lingkungan agar membantu klien mengubah perilaku dari maladaptif menjadi adaptif. Dengan demikian, proses terapi akan dilakukan melalui penataan lingkungan klien menjadi terapeutik (bersifat terapi).
Metode ini diharapkan memberi kesempatan kepada klien guna belajar mengubah perilaku dalam pelbagai aktivitas dan interaksinya.
3. Terapi Biologis
Terapi biologis dilakukan melalui pemberian obat (medikasi psikofarmaka), intervensi lewat nutrisi (makanan), electro convulsive atau ECT, foto terapi, hingga bedah otak. Namun, di antara bentuk-bentuk terapi biologis itu, yang hingga kini masih umum diberikan ialah ECT dan pemberian obat (medikasi psikoaktif).
4. Terapi Kognitif
Terapi Kognitif diterapkan dengan prinsip modifikasi keyakinan maupun sikap yang punya pengaruh terhadap perilaku dan perasaan klien.
Dalam praktiknya, terapi kognitif diterapkan dengan membantu klien menemukan dahulu stressor pemicu gangguan jiwa. Lantas, terapi akan berlanjut dengan proses mengubah pola pikir ataupun keyakinan yang tidak akurat menjadi akurat.
5. Terapi Keluarga
Terapi Keluarga melibatkan semua anggota keluarga dari klien. Praktik terapi ini menuntut semua anggota keluarga punya peran atau fungsi selaku terapis.
Penerapan terapi jenis ini bertujuan mendorong keluarga dapat menjalankan fungsi untuk merawat klien dengan gangguan jiwa.
Penulis: Mohamad Ichsanudin Adnan
Editor: Addi M Idhom
