tirto.id - KJRI Marseille melaporkan, setidaknya 73 meninggal dan sekitar 100 mengalami cedera terkait tragedi di Nice, Perancis Selatan.
Berdasarkan hasil penelusuran KJRI Marseille, sejauh ini tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam serangan teror di Nice itu.
“Namun, kami terus berkoordinasi dengan otoritas setempat, melakukan penelusuran ke tempat-tempat perawatan korban serta menghubungi WNI yang tinggal di Nice dan sekitarnya,” ujar pihak KJRI Marseille pada Jumat (15/7).
Melalui pernyataan pers Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, pemerintah Indonesia mengecam keras serangan teror di Nice, Perancis Selatan yang mengakibatkan sekurangnya 73 orang meninggal dunia dan ratusan orang lainnya mengalami luka-luka.
"Pemerintah Indonesia mengutuk keras serangan tersebut. Pemerintah juga menyampaikan simpati serta duka cita kepada keluarga korban," demikian pernyataan pers Kemlu RI pada Jumat (15/7) tersebut.
Telah terjadi serangan teror terhadap kerumunan massa yang sedang merayakan "Bastille Day" di Nice, Perancis Selatan pada Kamis (14/7) waktu setempat. Pelaku menggunakan truk untuk menabrak kerumunan dalam kecepatan tinggi dan diikuti dengan tembakan ke arah massa.
Segera setelah memperoleh informasi tersebut pada Jumat (15/7) dinihari, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pun menugaskan KJRI di Marseille, yang membawahi wilayah Prancis Selatan, untuk memastikan kondisi WNI di wilayah sekitar.
Berdasarkan data Kemlu, terdapat sekitar 725 WNI di wilayah Prancis Selatan, di antaranya sebanyak 10 keluarga WNI tinggal di Nice dan area sekitarnya. Nice merupakan salah satu tujuan wisata utama di Perancis selama musim panas saat ini.
Bagi para WNI di sekitar Nice dan keluarga WNI di Indonesia yang memerlukan informasi, dapat menghubungi hotline KJRI Marseille pada nomor +33618221283 dan hotline Direktorat Perlindungan WNI Kemlu pada nomor 081290070027.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari
