tirto.id - Peneliti dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sekaligus pemerhati kebencanaan Widjo Kongko berharap Kepala BNPB baru yang nantinya akan dilantik tidak berfokus pada penanggulangan bencana saja, tetapi juga memperkuat program kesiapsiagaan maupun mitigasi.
"Kita negeri bencana dan banyak bencana yang terjadi, kenyataannya kita masih tinggi korbannya terutama program kesiapsiagaan, program-program mitigasi dan seterusnya itu harus lebih dilibatkan. Jadi tidak hanya program yang tanggap darurat," kata Widjo kepada Tirto, Rabu (2/1/2019) malam.
Widjo mengatakan, penanganan bencana saat ini kebanyakan lebih berfokus pada tanggap darurat. Meski begitu, ia juga tidak memungkiri pemerintah yang berusaha menangani tanggap darurat dengan pengadaan bantuan logistik.
Menurutnya, program kesiapsiagaan bencana diperlukan untuk mengurangi risiko bencana di Indonesia. Karenanya, Kepala BNPB yang baru seharusnya bisa membangun kesadaran masyarakat tentang bencana, mendorong regulasi maupun fasilitas terkait kesiapsiagaan.
"Kalau sudah siap tentu korban bisa lebih diminimalisir, risiko bisa diminimalisir," kata Widjo.
Selain itu, Widjo juga berharap, Kepala BNPB baru bisa memiliki peralatan lebih memadai, seperti alat deteksi non-tektonik untuk pemantau.
"Terkait dengan sistem peringatan dini hulu sampai hilir di masyarakatnya juga harus disiapkan alatnya. Masyarakat yang gak siap, gak dapat pendidikan, gak ada kapasitas, sama aja. Mereka juga harus ditingkatkan," tukas Widjo.
Presiden Jokowi akan melantik Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pengganti Willem Rampangilei. Pelantikan disebut tetap berjalan meskipun tertunda pelaksanaannya pada Rabu (2/1/2019) kemarin. Pihak Istana menyebut Letjen Doni Monardo yang dipilih sebagai pengganti Willem di masa depan.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno
