Jadwal Siaran Langsung Piala Dunia 2022 di SCTV, MOJI, Indosiar

tirto.id - Jadwal siaran langsung Piala Dunia 2022 untuk babak penyisihan grup sebagian besar dapat ditonton melalui SCTV dan Moji TV, sedangkan babak gugur hingga final tayang di SCTV dan Indosiar di SCTV. Laga pembuka antara Qatar vs Ekuador, Sabtu 20 November pukul 23.00 WIB, digelar di Stadion Al Bayt, Al Khor.

Performa Qatar sebagai tuan rumah dan debutan di Piala Dunia akan disorot dalam laga usai opening ceremony Piala Dunia 2022 ini. Terlebih karena banyak faktor eksternal bernada negatif yang mengiringi persiapan Qatar untuk turnamen akbar 4 tahunan ini.

Sisa waktu yang ada dimanfaatkan Felix Sanchez selaku pelatih Qatar untuk mempersiapkan tim. Bagaimanapun juga, The Maroons perlu performa maksimal di turnamen ini. Sanchez mengaku hanya fokus dengan tim tanpa memikirkan hal-hal eksternal.

"Kami sudah bekerja keras selama bertahun-tahun dan sekarang hari itu akan segera tiba. Sisa waktu yang ada kini menjadi sangat penting untuk persiapan. Kami ingin menjadi versi terbaik di Piala Dunia nanti," kata Sanchez.

Di sisi lain Ekuador juga melakukan persiapan maksimal jelang turnamen. Gagal lolos ke Rusia 2018, El Tricolor berharap bisa menebusnya dengan performa maksimal di Qatar 2022.

Berhadapan dengan negara lain seperti Belanda dan Senegal juga tak membuat Ekuador gentar. Pelatih Gustavo Alfaro mengakui bahwa mereka telah melakukan pantauan terhadap kekuatan calon lawan mereka nanti.

"Fokus kami sebenarnya adalah persiapan diri sendiri. Sekeras apapun kami menganalisis Qatar, Senegal, dan Belanda semua akan percuna apabila kami tak maksimal," ucap Alfaro.

Tim lain melakukan persiapan maksimal jelang partisipasi mereka di Piala Dunia 2022. Tunisia misalnya, terus menggodok strategi dan persiapan jelang aksi pertama mereka melawan Denmark. Dua lawan Tunisia lain juga tak mudah yakni Perancis dan Australia.

Namun Tunisia asuhan Jalel Kadri menyatakan tak gentar dengan tantangan yang ada. Pengalaman di Rusia 2018 lalu akan dijadikan pelajaran berharga untuk menyabet tiket ke knock-out.

"Kami sama sekali tidak takut. Kami lolos karena usaha sendiri dari grup yang berat di kualifikasi. Karena alasan itu kami tak takut dengan siapapun," tegas pemain Tunisia, Mohamed Drager.

Sementara itu juara bertahan Perancis juga bertekad untuk mempertahankan gelar juara. Les Bleus tentu berhadapan dengan fakta bahwa dalam beberapa edisi terakhir juara bertahan selalu gugur di fase grup edisi berikutnya.

Perancis pernah mengalaminya sendiri di Korea Selatan & Jepang 2002. Lalu ada Italia pada 2010, Spanyol 2014, dan ketika Jerman gugur di fase grup 2018 usai menjuarai Piala Dunia 2014

Hal menarik dari persiapan Perancis adalah fakta bahwa Didier Deschamps hanya membawa 25 pemain. Setiap negara sejatinya diberi jatah membawa 26 pemain. Namun, Deschamps tetap tegas dengan keputusan untuk membawa 25 pemain saja.

"Saya percaya dengan 25 pemain tersebut. Menjadi juara dalam level seperti ini sangat sulit. Tapi mempertahankan gelar juara itu adalah hal yang lebih sulit lagi," tutur Deschamps yang berpeluang mengikuti jejak Vittorio Pozzo sebagai pelatih yang juara Piala Dunia di 2 edisi berurutan.