tirto.id - Nama Lionel Messi, megabintang sepakbola asal Argentina yang bersinar bersama Barcelona FC, disebut-sebut dalam dokumen Panama Papers. Dokumen keuangan dan pajak tersebut dimiliki oleh Mossack Fonseca, sebuah firma hukum dari Panama. Pihak keluarga Messi pun langsung memberikan klarifikasinya.
Sejak dibocorkan ke publik, banyak nama yang terseret, baik dari kalangan politisi, pengusaha, hingga pemain bola. Bocornya dokumen tersebut mengejutkan publik seluruh dunia karena nama-nama yang disebut ditengarai terlibat kasus penggelapan pajak offshore alias lintas negara. Untuk Messi sendiri, namanya dan sang ayah disebut sebagai pemilik perusahaan Mega Star Enterprises di Panama yang sedang ditarget atas kasus pengemplangan pajak di Spanyol.
Pihak keluarga Messi tak tinggal diam dan langsung memberikan konfirmasinya. Klarifikasi dari keluarga pemain yang berkali-kali meraih penghargaan sebagai pesepakbola dunia terbaik itu berisi penjelasan bahwa kabar yang beredar dari bocornya dokumen “Panama Papers” terkait perusahaan Messi dan ayahnya adalah fitnah alias kabar palsu.
“Menanggapi berita yang dirilis oleh berbagai media di mana Lionel Messi bertanggung jawab atas pembentukan sebuah perusahaan dengan tujuan modus baru penggelapan pajak, keluarga Messi menjelaskan Lionel Messi tidak melakukannya. Tuduhan telah menciptakan sebuah jaring abru penipuan pajak bahkan pencucian uang adalah kabar palsu dan fitnah,” demikian sepotong pernyataan dari keluarga Messi seperti dikutip dari Soccerway oleh Antara, Rabu (6/4/2016).
“Perusahaan yang mereka rujuk di Panama tidaklah aktif dan tidak pernah memiliki akun dana atau bank apa pun. Itu adalah sebuah perusahaan yang dibuat mantan penasehat pajak Messi sebagai bagain dari struktur kerja sama mereka yang telah diklarifikasi keduanya sebelum Spanish Hacienda Publica and Spanish Agencia Tributaria,” lanjut mereka.
Jutaan dokumen yang bocor merupakan milik Mossack Fonseca selama mereka menangani perusahaan-perusahaan asing dari tahun 1977 hinigga akhir Desember 2015 lalu. Otak dari kebocoran dokumen tersebut adalah 100 organisasi berita seluruh dunia yang tergabung dalam Konsorsium Internasional untuk Jurnalis Investigatif (ICIJ) yang berkantor di Washington DC, Amerika Serikat. (ANT)
