tirto.id - Gempa bumi magnitudo 5,1 mengguncang wilayah Pantai Selatan, Bengkulu Utara, Bengkulu pada Jumat, 3 Maret 2023 pukul 07.36 WIB.
Gempa tektonik tersebut berpusat pada titik koordinat 3,80° LS ; 101,83° BT, tepatnya berlokasi di laut pada jarak 47 Km arah Barat Daya Bengkulu pada kedalaman 58 km.
Gempa terjadi akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang masuk ke dalam kategori gempa dangkal.
Guncangan dirasakan oleh sejumlah wilayah Bengkulu dengan intensitas yang bervariasi. Wilayah yang terdampak termasuk Kota Bengkulu, Bengkulu Utara, Kepahiang, dan Curup.
Namun masyarakat tidak perlu khawatir, sebab hasil analisis pemodelan dari Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG menjelaskan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
“Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Kota Bengkulu dengan skala intensitas III-IV MMI (pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi),” jelas Daryono, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG dalam keterangan resmi yang diterima Tirto.
“Daerah Bengkulu Utara dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu), daerah Kepahiang dan Curup dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang), tulisnya.
BMKG Stasiun Geofisika Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu melaporkan info gempa bumi periode pekan Ke-IV bulan Februari 2023 (24 Februari - 02 Maret 2023). Lembaga tersebut telah mencatat 19 kejadian gempa bumi di wilayah Bengkulu dan sekitarnya.
Gempa bumi didominasi dengan magnitude 3 ≤ M ≤ 5 dengan kedalaman dangkal. Pada periode ini, terjadi 1 kali gempa dirasakan yaitu pada tanggal 25 Februari 2023 dengan kekuatan M4.8 yang dirasakan II MMI di Liwa dan Krui (Lampung).
Bengkulu merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang rawan gempa karena berada pada lempeng Indo-Australia. Mengutip Antara News, selama tahun 2022 wilayah Provinsi Bengkulu mengalami 912 kali gempa bumi dengan gempa terbesar bermagnitudo 6,8 dan gempa terkecil bermagnitudo 2,3.
Gempa Turki Bikin Indonesia Waspada
Gempa dahsyat yang mengguncang Turki pada 6 Februari 2023 merupakan peringatan waspada bagi Indonesia. Sebab, sama halnya dengan Turki, Indonesia merupakan negara yang rawan gempa bumi karena terdapat sejumlah sesar utama yang dikelilingi sesar-sesar lainnya.
"Gempa bumi di Turki memberikan peringatan bagi kita yang ada di Indonesia bahwa negara kita juga merupakan wilayah yang rawan terhadap gempa yang dipicu sesar aktif di darat dan bisa berlanjut sampai ke laut," ujar Dwikorita Karnawati, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dikutip Antara News.
Dwikorita menjelaskan gempa di Turki berkekuatan magnitudo 7.8 mampu memecahkan seluruh segmen sesar Anatolia Timur yang terdiri dari beberapa segmen, yaitu segmen Turkoglu, Golbasi, Yarpuzlu, Lakehazar, dan Gorzali sepanjang 300 kilometer.
Kejadian itu bukan tidak mungkin dialami oleh Indonesia di masa mendatang, mengingat Indonesia juga memiliki rangkaian sesar aktif. Sehingga, perlu dilakukan kajian menyeluruh.
"Misalnya sesar besar Sumatera atau the great Sumatera fault zone, sesar Palu-Koro, sesar Matano, sesar Cimandiri, sesar Opak, sesar Gorontalo, sesar Sorong, sesar Tarera Aiduna, sesar Yapen dan lainnya," katanya menjelaskan.
Peristiwa gempa bumi seperti Turki pernah dialami Indonesia yaitu di Pulau Lombok pada tahun 2018. Gempa bumi menghantam sebanyak 5 kali dengan kekuatan rata-rata di atas magnitude 6, yang mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan parah.
"Fenomena serupa pernah terjadi di Pulau Lombok tahun 2018 yang diguncang oleh lima gempa kuat dalam waktu tiga minggu, masing-masing dengan magnitudo awalnya adalah 6,4, kemudian disusul magnitudo 7, magnitudo 5,9, magnitudo 6,2 dan yang terakhir adalah 6,9. Ini semuanya adalah sebagai gempa utama," paparnya.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Alexander Haryanto
