tirto.id - Puncak pembelian hewan kurban di Jalan Sabeni, Tanah Abang, Jakarta Pusat diprediksi akan terjadi pada Minggu (11/8/2019) pagi.
Hal itu disampaikan sejumlah pedagang kambing yang menjual hewan kurban di lokasi tersebut.
"Perkiraan saya besok itu masih ramai masyarakat yang beli hewan kurban," kata salah seorang pedagang kambing Ceong di Jalan Sabeni, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (10/8/2019) seperti dilansir Antara.
Ia mengatakan, dibandingkan dengan hari biasa, penjualan kambing atau sapi tidak bisa diprediksi. Bahkan, dalam satu bulan hanya 10 kambing yang terjual dengan omzet sekitar Rp30 juta.
"Kalau hari biasa, penjualan 10 ekor sebulan itu sudah bagus," ujar dia.
Mendekati Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriah, masyarakat sudah mulai ramai membeli dan memesan hewan kurban sejak Jumat (9/8/2019) dengan total jual beli mencapai Rp100 juta.
"Kemarin 40 ekor kambing terjual dengan transaksi sekitar Rp100 juta kemudian ditambah dua ekor sapi dengan total Rp47 juta," ujar dia.
Menurutnya, minat warga untuk berkurban pada Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriah cukup tinggi. Bahkan, sebagian konsumen telah memesan hewan kurban terlebih dahulu sejak sebulan lalu.
"Alhamdulillah masyarakat khususnya umat Islam antusias dalam berkurban dan tidak pelit dalam beribadah," katanya.
Terkait stok hewan kurban, ia mengaku memiliki pasokan tidak banyak, hanya 150 ekor kambing dan ditambah beberapa ekor sapi.
Jumlah tersebut menurun dari stok tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 400 ekor. Pengurangan tersebut disebabkan alasan kesehatan pribadi.
"Kalau saya pribadi, ambil stok kambing-kambing ini dari Jawa Tengah," kata dia.
Senada dengan Ceong, pedagang kambing lainnya, Alih mengatakan, jual beli hewan kurban sudah mulai ramai sejak Jumat (9/8) dan diperkirakan hingga Minggu (11/8) pagi.
"Saya pribadi sudah laku 20 ekor kambing kemarin, tapi khusus hari ini belum dihitung," kata dia
Ia mengaku, pada Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriah, dirinya menyediakan hingga 400 ekor kambing yang dipasok dari daerah Wonosobo Provinsi Jawa Tengah.
Editor: Maya Saputri
