tirto.id - Fitriani sukses rebut tiket babak semifinal tunggal putri Thailand Masters 2019, selepas berhasil memetik kemenangan atas wakil Singapura, Yeo Jia Min, hari ini, Jumat (11/1/2019). Dalam pertandingan perempat final yang digelar di court-2 Indoor Stadium Huamark, Bangkok tersebut, pemain ranking 33 dunia ini dapat menyudahi perlawanan rivalnya lewat pertarungan rubber game 14-21, 21-15, 21-18.
Sejak pembukaan set pertama, Fitriani langsung memimpin perolehan angka. Interval set pertama pun ditutup dengan keunggulan wakil Indonesia dengan skor 11-8. Namun selepas jeda, Yeo Jia Min mampu mencetak enam poin beruntun hingga sanggup menyusul dengan angka 13-14. Set pertama pun menjadi milik tunggal Singapura dengan kedudukan akhir 14-21.
Fitriani mampu bangkit di set kedua. Meski pada awal permainan sempat terjadi saling kejar angka, namun tunggal putri yang berasal dari klub PB Exist Jakarta tersebut mantap memimpin saat jeda interval dengan skor 11-7. Dominasi pebulu tangkis putri berusia 20 tahun tersebut terus berlanjut hingga berakhirnya set kedua dalam kedudukan 21-15.
Awal set penentuan dimulai dengan cukup seru. Fitriani mampu unggul tipis saat jeda interval dengan kedudukan 11-9. Kejar mengejar angka terus berjalan hingga memasuki poin-poin krusial. Namun ketenangan tunggal Indonesia ini di saat kritis memang patut diacungi jempol. Ia pun berhasil menamatkan perlawanan rivalnya dengan skor akhir 21-18.
Kemenangan Fitriani hari ini (11/1) sangat berarti bagi sektor tunggal putri Indonesia, pasalnya dialah satu-satunya harapan yang masih tersisa dari wakil Indonesia di nomor ini.
Sebelumnya, Firman Abdul Kholik, gagal mempertahankan asa di sektor tunggal putra setelah menderita kekalahan di perempat final. Sementara itu, salah satu wakil Indonesia yang menjadi unggulan di sektor ganda campuran, Akbar/Winny, baru saja menelan hasil negatif kala berjumpa wakil Hong Kong. Harapan satu-satunya ganda campuran tinggal bertumpu kepada pasangan Alfian/Marsheilla, yang saat berita ini ditulis, mereka belum turun berlaga.
Editor: Oryza Aditama
