tirto.id - Presiden AS Donald Trump mengungkapkan pesan persatuan dalam KTT Kelompok Tujuh Negara atau G7 yang digelar di Perancis mulai 24-26 Agustus 2019.
Dikutip dari APNews, selama pertemuan para pemimpin negara dengan ekonomi terkuat dunia ini, Trump berusaha keras untuk menggambarkan kerukunan dan menepis perselisihan dan perbedaan pendapat para anggota G7.
Ia menekankan agar jangan memedulikan perbedaan dengan para pemimpin dunia tentang Cina, perdagangan, Rusia, Iran, dan lainnya.
"Jika ada kata untuk menggambarkan pertemuan khusus tujuh negara yang sangat penting ini, itu adalah persatuan," kata Trump pada konferensi pers Senin yang menutup pertemuan di resor Perancis, Biarritz.
"Kami rukun," katanya. "Kami rukun."
AP News melaporkan, pernyataan ini disampaikan sebab Trum dianggap "menganggu" dalam dua KTT G7 terakhir dengan perilakunya yang tidak menentu.
Para pemimpin dunia lainnya pun bertekad untuk menjauhkan "drama negatif" dari tajuk utama pertemuan G7 tahun ini.
Misalnya Presiden Perancis Emmanuel Macron sebagai tuan rumah KTT menghentikan tradisi tahunan dalam menyampaikan pernyataan bersama bersama atau komunike terkait kesimpulan atau hasil dari KTT.
Dalam pernyataan bersama itu, biasanya para pemimpin dunia itu bakal menjabarkan konsensus yang telah dicapai pemimpin tentang berbagai isu dalam agenda KTT.
Penghentian tradisi menyampaikan pernyataan bersama itu lantaran pada KTT G7 2017 di Italia, Trump "mengaduk-ngaduk" pertemuan itu dengan pernyataannya tentang perubahan iklim dalam pernyataan akhir KTT.
Trum juga menolak menandatangani komunike di KTT G7 Kanada dan merasa diremehkan oleh PM Kanada Justin Trudeau yang menjadi tuan rumah KTT itu.
"Saya pikir dengan latar belakang itulah Macron memutuskan bahwa itu tidak layak untuk mengeluarkan pernyataan," kata Thomas Bernes, dari Center for International Governance Innovation di Kanada.
Sehingga pada KTT G7 2019 ini para pemimpin mengeluarkan "deklarasi" final yang menekankan persatuan besar mereka dan semangat untuk menyampaikan pesan positif.
Hasil G7 Sepakat Menangani Kebakaran Amazon
G7 beranggotakan Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Britania Raya, dan Amerika Serikat. Dalam pertemuan di Perancis, tujuh negara itu sepakat untuk menyediakan 20 juta dolar AS untuk memerangi kebakaran di Amazon, dikutip dari Euronews.
Rekor jumlah kebakaran Amazon saat ini naik 83 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan 80.000 titik berada di Brasil saja. Kebakaran hutan juga menyebar di negara tetangga yaitu Bolivia.
Macron menambahkan bahwa G7 akan menyusun inisiatif untuk Amazon yang akan diluncurkan di Majelis Umum AS bulan depan di New York.
Kejutan dari Iran
Macron mengejutkan semua orang dengan mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif di sela-sela KTT G7.
Dia juga mengakatan pihaknya sedang merancangkan pertemuan antara Trump dan timpalannya dari Iran, Hassan Rouhani. Pertemuan itu diperkirakan berlangsung dalam beberapa minggu.
Ketegangan meningkat antara Iran dan AS tahun lalu ketika Trump menarik negara itu keluar dari perjanjian nuklir penting.
Perjanjian tentang Pajak GAFA
Paris dan Washington, dalam perselisihan dalam beberapa pekan terakhir tentang pajak GAFA Perancis.
Pajak itu menargetkan perusahaan teknologi termasuk Google, Apple, Facebook dan Amazon. Oleh sebab itu, "dua negara ini sepakat untuk bekerja sama untuk keluar dari kesulitan yang ada di antara kami," Kata Macron.
Dia menjelaskan bahwa kedua negara berencana untuk bekerja sama untuk "memodernisasi sistem fiskal internasional." Jika mereka dapat mencapai kesepakatan, Perancis akan membatalkan pajaknya.
Aturan Baru untuk Perdagangan Dunia
Presiden Perancis itu mengatakan bahwa para pemimpin G7 bersedia memodernisasi aturan perdagangan dunia.
"G7 ingin merombak Organisasi Perdagangan Dunia agar lebih efisien melindungi kekayaan intelektual, menyelesaikan perselisihan lebih cepat dan menghentikan praktik-praktik tidak adil," kata macron.
Pada masalah perang dagang antara AS dan Cina, Macron mengatakan bahwa Presiden Trump jelas menunjukkan kesediaannya untuk mencapai kesepakatan dengan Cina dan Perancis mendukung skenario seperti itu.
Sementara konflik bersenjata di Ukraina timur bukanlah salah satu tema sentral dari KTT tersebut. Macron menyebutkan ia dan Kanselir Angela Merkel akan segera mengadakan pertemuan puncak dengan para pemimpin Rusia dan Ukraina untuk mencoba dan bekerja mencari solusi damai.
Editor: Agung DH
