tirto.id - Badan sepak bola dunia FIFA tidak mewajibkan klub-klub melepas pemainnya yang dipanggil tim nasional (timnas) untuk menjalani friendly match atau pertandingan persahabatan internasional. Pelonggaran aturan ini dilakukan demi meminimalisir dampak pandemi virus Corona atau COVID-19.
FIFA menyatakan bahwa klub boleh tidak melepas pemainnya yang dipanggil oleh timnas negara-masing-masing apabila di negara asal klub atau di negara tempat laga dilangsungkan masih diberlakukan kewajiban karantina, lockdown, pembatasan bepergian, atau protokol kesehatan dan keselamatan lainnya.
"Banyak negara kembali mengimplementasikan pembatasan bepergian dan imigrasi akibat perkembangan terbaru infeksi COVID-19. Sebagian pendekatan itu berdampak langsung terhadap kompetisi internasional seperti periode karantina wajib atau isolasi mandiri dan pembatasan bepergian," demikian pernyataan FIFA, dilansir AFP, Selasa (25/8/2020).
Mulai akhir Agustus hingga September 2020 nanti, ada beberapa agenda laga persahabatan sepak bola antar-negara, baik putra maupun putri, yang berlangsung dalam waktu jeda internasional. FIFA juga menetapkan bahwa laga-laga tersebut hanya dapat dilakukan di Eropa saja.
Sepak Bola Terdampak Pandemi
Hampir seluruh negara di Eropa telah menuntaskan liga atau kompetisi domestik untuk musim 2019/2020 yang sempat dihentikan akibat pandemi COVID-19, termasuk gelaran Liga Europa maupun Liga Champions musim ini.
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia juga membuat agenda rutin olahraga, termasuk sepak bola, terdampak dan harus ditunda hingga tahun depan.
Salah satunya adalah Euro atau Piala Eropa 2020 yang sejatinya digelar pada 12 Juni -12 Juli 2020 dengan melibatkan 12 kota di benua biru.
Akibat pandemi yang semakin meluas, maka UEFA selaku konfederasi sepak bola Eropa memutuskan bahwa Euro 2020 ditangguhkan dan rencananya akan dihelat pada 11 Juni-11 Juli 2021 tahun depan.
“UEFA mengumumkan penundaan turnamen Piala Eropa 2020 yang seharusnya dimainkan pada Juni-Juli tahun ini," tulis UEFA lewat situs resminya pada Maret 2020 silam.
"Kesehatan semua pihak yang terlibat dalam turnamen ini menjadi prioritas utama, termasuk menghindari tekanan kepada layanan publik negara-negara yang akan menjadi tuan rumah,” tambah UEFA.
Editor: Agung DH
