tirto.id - Duel Uruguay vs Perancis yang akan digelar pada Jumat (6/7/2018) di babak perempat final Piala Dunia 2018 ibarat laga puncak bagi penggawa La Celeste, Nahitan Nandez. Wakil CONMEBOL berambisi memenangi laga tersebut demi menembus semifinal, seperti yang dilakukan pada Piala Dunia 2010.
Uruguay sukses melewati pencapaian Piala Dunia 2014 setelah mereka berhasil memenangkan laga melawan Portugal pada babak 16 besar Piala Dunia 2018 yang dihelat di Olimpiade Fisht Sochi, Minggu (1/7/2018). Skor 2-1 untuk kemenangan La Celeste mengantarkan mereka lolos ke babak 8 besar dan akan bertemu Perancis.
Tim asuhan Oscar Tabarez sendiri kembali berlatih pada Senin, (2/7/2018). Dalam sesi latihan tersebut, para pemain yang bertanding melawan Portugal diistirahatkan, sementara pemain lainnya turun ke lapangan untuk mengikuti latihan.
Uruguay mempersiapkan skuatnya untuk laga penting perempat-final melawan Perancis lebih awal. Ingatan tentang Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan begitu menggebu dalam benak pemain. Saat itu mereka berhasil menembus babak semifinal sebelum akhirnya dikalahkan Belanda 2-3.
Dalam konferensi pers di Sport Center Borsky, dua pemain mereka, Nahitan Nández dan Rodrigo Bentancur mengomentari pertandingan melawan Perancis di babak 8 besar.
"Pertandingan ini adalah final, dan kami ingin memenangkannya,” sebut Nandez, gelandang berusia 22 tahun dikutip FIFA.
"Jika masing-masing di antara kita tahu apa yang harus dilakukan, kita bisa mendapatkan hasil yang baik,” tambah Bentancur.
Dalam sejarah pertemuan kedua tim di Piala Dunia, Uruguay tak terkalahkan saat melawan Perancis dengan rincian menang satu kali dan seri dua kali. Mereka mengalahkan Perancis pada Piala Dunia 1966 dengan skor 2-1, sedangkan pada Piala Dunia 2002 dan 2010, kedua tim bermain seri 0-0.
Uruguay sendiri pada Piala Dunia 2010 berhasil menembus semifinal. Ketika itu, La Celeste tumbang 2-3 atas Belanda. Uruguay selanjutnya kalah di perebutan tempat ketiga melawan Jerman dengan skor sama persis.
Editor: Hendi Abdurahman
