tirto.id - Sejumlah pihak mengeluhkan harga tiket Asian Games XVIII Tahun 2018, khusus saat upacara pembukaan dan penutupan, cukup mahal. Untuk kategori A, tiket dijual seharga Rp5.000.000; kategori B Rp1.500.000; dan kategori C Rp750.000.
Merespons adanya keluhan ini, pemerintah mempertimbangkan untuk menurunkan harga tiket pesta olahraga negara-negara se-Asia tersebut. Hal ini disampaikan Menko bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani di kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (12/7/2018).
Pada perhelatan pesta olahraga terbesar se-Asia tersebut, Indonesia akan menyambut lebih dari 12 ribu atlet dari 45 negara peserta, di dua kota yaitu Jakarta dan Palembang.
Acara Opening Ceremony Asian Games 2018 dijadwalkan akan digelar pada Sabtu, 18 Agustus 2018 mendatang, di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Ada pun penjualan tiket Asian Games 2018 sudah dapat dilakukan sejak awal Juli ini, secara online melalui Kiostix.com.
Selain penjualan online, metode lain juga dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya, pemerintah akan memberikan tiket masuk bagi pelajar di DKI Jakarta, Jabar dan Sumsel untuk meramaikan pertandingan, khususnya bagi cabang olahraga yang tidak populer.
“Termasuk menggerakan komunitas olahraga terkait yang terdapat di DKI Jakarta, Palembang dan Jabar. Distribusi tiket undangan juga akan dilakukan kepada Kementerian dan Lembaga. Pemerintah juga akan menjamin keamanan para penonton baik di dalam maupun di luar arena olahraga,” tegas Puan seperti dikutip laman Sekretariat Kabinet.
Terkait persiapan penyelenggaraan Asian Games, Puan memaparkan hingga kini seluruh cabang olahraga (cabor) sudah dan sedang melaksanakan uji coba dan pemusatan latihan.
Ada pun kepastian jumlah kontingen Indonesia yang mengikuti Asian Games 2018 berdasarkan SK Menpora sebanyak 1.080 orang, yang terdiri dari 678 atlet. Proses entry by number and name sendiri akan ditutup pada 30 Juni 2018.
Hingga kini menurut data pemerintah, terdapat 16 cabor yang berpotensi meraih emas. “Kami sepakat menggunakan nama Tim Indonesia, tidak lagi per cabor,” jelas Menko PMK.
Editor: Yuliana Ratnasari
