tirto.id - Atlet panahan Indonesia, Diananda Choirunisa, antusias menyambut Kejuaran Dunia Panahan tahun ini yang akan dilangsungkan di 's-Hertogenbosch, Belanda, pada 10 hingga 16 Juni 2019 mendatang. Dalam gelaran yang juga digunakan untuk perebutan tiket Olimpiade Tokyo 2020 tersebut, Diananda optimistis dapat meraih satu tiket ke Olimpiade.
Peraih medali perak Asian Games 2018 nomor recurve putri tersebut menilai bahwa persaingan di Belanda nanti akan cukup ketat. Menurutnya, selain lawan-lawan dari Asia Timur, atlet dari Amerika Serikat akan menjadi lawan berat. Meski begitu, ia yakin dengan kemampuannya.
“Persiapannya sekarang udah cukup, nggak ada yang kurang. Aku optimis bisa lolos,” kata Diananda dalam acara buka bersama Pengurus Besar Persatuan Panahan Indonesia (PB Perpani) yang diadakan di kediaman Ramdani Basri, penasihat Perpani Minggu (28/5/2019).
Diananda, yang poin terbaik latihannya mencapai 668 angka, menilai bahwa faktor angin akan menentukan dalam Kejuaraan Dunia Panahan.
Dibandingkan dengan di Indonesia, angin di Belanda lebih sulit untuk diprediksi. Namun, Diananda merasa tak akan sulit beradaptasi, mengingat PB Perpani sudah menyiapkan tempat latihan yang intensitas anginnya tak kalah kencang daripada di Belanda.
“Akan ada latihan 2-3 hari di Tangerang. Di sana anginnya kencang. Bagus, sih, untuk persiapan,” katanya.
Dalam kejuaraan Dunia Panahan 2019 ini, Diananda Choirunisa akan turun di nomor recurve putri perorangan dan recurve beregu.
Dikutip dari World Archery, akan ada 610 atlet panahan dari 92 negara yang akan berlaga di Kejuaraan Dunia Panahan 2019 di s-Hertogenbosch, Belanda. Jumlah peserta ini aadalah yang terbesar sejak kejuaraan itu pertama kali digelar pada 88 tahun lalu.
Kategori recurve putra adalah kategori dengan peserta terbanyak mencapai 211 orang, diikuti oleh recurve putri dengan 161 peserta. Selain itu terdapat 238 atlet yang terjun di kategori compound, yang terdiri dari 139 putra dan 99 putri.
Akan ada 56 tiket ke Olimpiade 2020 Tokyo yang diperebutkan di kejuaraan ini.
Editor: Fitra Firdaus
