tirto.id - Chelsea resmi menjadi juara Liga Champions 2020/2021 setelah menumbangkan Manchester City 1-0 dalam laga final di Estadio do Dragao, Porto pada Minggu (30/5/2021). Di sisi lain, Sergio Aguero mesti menutup kariernya di Man City tanpa gelar UCL.
Dalam sejarah Chelsea, mengangkat trofi Liga Champions bukanlah hal baru. The Blues pernah jadi kampiun Eropa pada musim 2011/2021. Ketika itu, tim yang dilatih Roberto Di Matteo menaklukkan Bayern Munchen lewat adu penalti di Allianz Arena, Munchen.
Gelar juara Chelsea ketika itu adalah kejutan besar. Bukan cuma karena The Blues memecat Andre Villas-Boas pada Maret 2012 lalu menggantinya dengan Di Matteo. Tetapi juga karena The Blues secara cemerlang menaklukkan salah satu favorit juara, Barcelona, di semifinal lewat agregat 3-2.
Musim ini, Chelsea juga harus memecat pelatih, dengan mendepak Frank Lampard pada 25 Januari 2021. Berselang sehari, The Blues mengumumkan kedatangan Thomas Tuchel, yang baru saja ditepikan oleh PSG usai konflik panjang dengan direktur olahraga Leonardo.
Di Chelsea, dalam 30 pertandingan, Thomas Tuchel tercatat mampu membawa The Blues menang 19 kali, seri 6 kali, dan hanya kalah 5 kali. Yang menonjol adalah kinerja lini belakang tim yang cuma terbobol 16 kali dalam kurun waktu tersebut.
Dalam 5 bulan menangani Chelsea, Tuchel membawa London Biru ke 2 final kompetisi berbeda. Yang pertama adalah FA Cup. Namun, kala itu The Blues tumbang 1-0 oleh Leicester City lewat gol tunggal Youri Tielemans pada menit 63.
Final kedua adalah final Liga Champions 2020/2021 pada Minggu (30/5) ini. Chelsea mampu meredam Manchester City dengan skor 1-0 berkat gol tunggal Kai Havertz. Gelar juara UCL ini juga menjadi trofi pertama Tuchel bersama The Blues.
Uniknya, kemenangan Tuchel di final Liga Champions musim ini bagaikan membalas rasa penasarannya. Sang pelatih asal Jerman musim lalu sukses membawa PSG ke partai puncak, tetapi harus takluk di final menghadapi Bayern Munchen.
Ketika Chelsea berpesta juara, Manchester City mesti menderita. Andai mampu menang di final Liga Champions musim ini, The Citizens akan menambah gelar musim ini. Sebelumnya, tim asuhan Pep Guardiola sudah jadi pemenang Piala Liga Inggris 2021 dan Liga Inggris 2020/2021.
Namun, di hadapan Chelsea, Manchester City tampak jadi tim biasa-biasa saja. Berdasarkan statistik Whoscored, sepanjang 90 menit final di Estadio do Dragao, City unggul penguasaan bola hingga 60,2 persen dibandingkan dengan Chelsea yang 39,8 persen.
Namun, urusan tembakan, sepanjang laga, City hanya bisa melepaskan 7 percobaan, dan cuma 1 yang tepat sasaran. Sebaliknya, Chelsea punya 8 peluang, dengan 2 di antaranya mengarah gawang Ederson.
Dari segi rapor pemain, Manchester City juga jauh dari kata istimewa. Nilai rata-rata pemain mereka hanyalah 6,33 sedangkan Chelsea 6,90. Kevin De Bruyne cuma punya 6,3 sementara Ilkay Gundogan 6,5 dan Raheem Sterling 6,1.
Pep Guardiola memilih bermain tanpa penyerang murni dalam laga final Liga Champions musim ini. Sergio Aguero yang menjalani partai terakhir bersama Manchester City, baru diturunkan pada menit 77. Selama 13 menit, Kun tidak dapat melepaskan sekali saja tembakan. Ia hanya melakukan 6 sentuhan.
Dalam 10 musim bersama Manchester City, Kun Aguero mencetak 260 gol dalam 389 pertandingan di semua kompetisi. Ini termasuk 43 gol dalam 68 laga di Liga Champions.
Meski tidak mendapatkan gelar Liga Champions di Manchester City, Aguero adalah kunci vital The Citizens. Ia terlibat dalam 15 gelar yang diperoleh City sejak 2012, termasuk gelar Liga Inggris pertama usai menunggu sejak 1968. Aguero adalah pencetak gol kemenangan City atas Queens Park Rangers pada menit terakhir pekan pemungkas EPL 2011/2012.
Editor: Iswara N Raditya
