tirto.id - Slank membagikan resepnya agar bisa terus bertahan di industri musik selama 36 tahun. Menurut sang drumer Bimbim, salah satu rumusnya adalah dengan tidak melawan arus tren industri dalam era digital.
Sebab, kata Bimbim, tren masyarakat sekarang adalah mendengarkan musik via layanan streaming. Ditambah lagi, setiap orang kini bebas memilih lagu yang ia suka dan tidak harus membeli satu album seperti dulu.
"Dunia cepat banget berubah dan Slank mencoba untuk main surfing di ombak itu dan enggak bisa dilawan," kata Bimbim di Jakarta, seperti dilansir Antara.
Di sisi lain, Bimbim bilang, penjualan album fisik juga sudah semakin menurun meskipun tetap ada yang membeli untuk menjadi koleksi.
"Pada era digital, orang dengerin musik seperti ke library. Dengerin terus pulang, sama kayak Spotify, kan gitu dan itu mempermudah kami," kata Bimbim.
Hal tersebut, kata dia, sangat berbeda dengan cara mereka dulu dalam merintis karier. "Dulu kalau, kami enggak punya channel dengan orang TVRI, Mampus lah kau! Elu tidak akan terkenal. Album enggak ada yang beli," ungkap Bimbim.
"Sekarang, dari ujung gunung asal upload di sosial media, bisa mendadak miliuner. Jadi, kami tetap harus ngikutin perubahan itu. Jangan dilawan, tapi diikutin," ungkap dia.
Selain itu, cara lain yang dipakai Slank untuk terus mempertahankan eksistensinya di dunia musik adalah dengan cara membuat mimpi dan target baru setiap tahunnya.
"Setiap tahun harus punya mimpi baru, mimpinya harus sama. Yang paling sulit, menyatukan satu mimpi di sebuah kelompok. Karena kalau sudah punya, kami pasti kuat mengejarnya," ujar Bimbim.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Agung DH
