tirto.id - Bulan purnama berjuluk Full Buck Supermoon akan terjadi pada pertengahan bulan Juli 2022. Full Buck Supermoon tergolong fenomena langit yang langka. Fenomena tersebut hanya terjadi setiap 9 tahun sekali, dan terakhir kali muncul pada 2013 lalu.
Apa itu Full Buck Supermoon?
Fenomena Supermoon terjadi ketika orbit bulan berada paling dekat dengan bumi pada saat yang sama dengan kemunculan bulan purnama. Dikutip dari Space, pada saat Supermoon terjadi, bulan akan terlihat 30 persen lebih terang dan 14 persen lebih besar dari biasanya.
Penyebab utama fenomena Supermoon ialah bentuk orbit bumi yang tidak bulat, melainkan elips yang dipengaruhi oleh adanya gaya gravitasi dan pasang-surut. Maka itu, terdapat titik terjauh (apogee) dan titik terdekat (perigee) antara bulan dengan bumi.
Pada tahun 2022, terdapat empat fenomena Supermoon yang bisa disaksikan. Dua di antaranya dapat disaksikan di bulan Juni (Bulan Stroberi/Strawberry Moon) dan Juli (Bulan Rusa/Buck Moon).
Bulan Purnama Rusa (Full Buck Moon) merupakan purnama yang terjadi pada bulan Juli. Karena Purnama Rusa kali ini bertepatan dengan Bulan Purnama Super (Full Supermoon) atau Purnama Perige (Perigeal Full Moon), ia disebut Full Buck Supermoon atauPurnama Rusa Super.
Menukil publikasi BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), meskipun dinamakan Purnama Rusa, bukan berarti di permukaan bulan akan muncul tanduk rusa. Penamaan Purnama Rusa berasal dari The Farmer’s Almanac (Almanak Petani Amerika Serikat).
Nama Full Buck disematkan karena pada bulan Juli tanduk rusa jantan muda akan mulai tumbuh. Penamaan ini semata-mata digunakan oleh penduduk asli Amerika Serikat untuk menandai musim dan perilaku hewan yang terlihat pada periode tertentu.
Jadwal Bulan Purnama Full Buck Supermoon di Juli 2022
Full Buck Supermoon atau Purnama Rusa Super diprediksi terjadi pada 14 Juli 2022 mendatang. Di Indonesia, Full Buck Supermoon bisa diamati pada Kamis dini hari (14/7/2022), mulai pukul 01.57 WIB, atau 02.57 WITA, atau 03.57 WIT.
Fenomena ini dapat disaksikan secara langsung tanpa bantuan alat optik apa pun. Jadi, asal cuaca sedang cerah, tidak mendung, Full Buck Supermoon bisa diamati dengan mata telanjang.
Mengutip informasi di lamanEdukasi Sains Antariksa milik BRIN, keberadaan konfigurasi matahari-bumi-bulan ataupun matahari-bulan-bumi yang segaris ketika fenomena Purnama Rusa Super ini terjadi, dapat berdampak pada timbulnya pasang air laut yang lebih tinggi dari hari-hari biasanya.
Diprediksi, untuk pasang laut tertinggi bulan ini akan terjadi pada 14 Juli. Karena itu, para nelayan diminta untuk sementara tidak melaut pada tanggal 12-16 Juli 2022.
Penulis: Reynata Sanjaya
Editor: Addi M Idhom
