tirto.id - Calon gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap isu Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA) selama menjelang Pilkada DKI, seperti ancaman tidak menyolatkan jenazah jika memilih pemimpin yang beda agama, segera dihentikan.
Anies juga mengajak masyarakat untuk memantik isu yang berkaitan dengan program baru daripada bermain pada isu SARA yang dapat mengganggu berjalannya Pilkada DKI.
"Seharusnya kita munculkan tawaran program baru agar yang muncul adalah kritik konstruktif terhadap program itu, bukan isu SARA," kata Anies dikutip dari Antara, Senin (13/3/2017).
Menurut dia, ancaman tidak menyolatkan jenazah kepada mereka yang memilih pemimpin yang beda agama disebabkan adanya isu-isu berisi ancaman sebelumnya.
Anies mencontohkan ancaman akan dicabutnya Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan bantuan sosial lainnya dapat memancing kemarahan warga sehingga memantik ancaman balasan. "Jangan mulai dengan ancaman, itu yang membuat warga marah sehingga muncul ancaman balik," ujar Anies.
Anies juga mengatakan dirinya dan calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno akan memfokuskan diri pada program sebagai solusi untuk masalah warga. "Pilkada bukan ajang menakuti-nakuti dan mengancam, tapi ajang agar rakyat mendapatkan pilihan yg lebih baik," ucap dia.
Anies mengatakan bahwa persahabatan, persaudaraan, pertetanggan dan kerja sama harus terus berlanjut karena kehidupan Jakarta tetap akan berlangsung setelah Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 pada 19 April mendatang.
Untuk diketahui, Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 putaran kedua akan diikuti dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, yaitu Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto
