tirto.id - Kota Surabaya terkenal dengan destinasi wisata yang beragam. Beberapa di antara tempat wisata populer di Surabaya bahkan bisa diakses secara gratis oleh pengunjung.
Tempat wisata gratis di Surabaya ini tentu bisa dikunjungi untuk menghabiskan libur Idul Adha 1444 H/2023 M dengan hemat.
Libur Idul Adha 1444 H akan berlangsung selama tiga hari berturut-turut. Sesuai dengan keputusan pemerintah beberapa waktu lalu, ditetapkan bahwa libur Hari Raya Idul Adha tahun ini akan jatuh pada 28, 29, dan 30 Juni 2023.
Dikutip dari laman Sekretariat Kabinet (Setkab) ketiga hari tersebut bertepatan dengan hari Rabu, Kamis, dan Jumat. Selanjutnya, hari libur ini diikuti dengan momen akhir pekan Sabtu dan Minggu sehingga bisa dibilang sebagai long weekend.
Momen ini tentunya bisa dimanfaatkan untuk berlibur bersama keluarga.
5 Tempat Wisata Gratis di Surabaya untuk Libur Idul Adha 2023
Ada beberapa tempat wisata taman, museum, dan alam yang menarik dikunjungi di Surabaya. Selain memberikan pengalaman berlibur yang berkesan, tempat-tempat wisata tersebut juga ramah di kantong karena akses masuknya gratis.
Berikut daftar 5 tempat wisata gratis di Surabaya yang bisa dikunjungi selama libur Idul Adha 2023:
1. Taman Bungkul
Taman Bungkul merupakan salah satu area publik terbesar di Surabaya. Dikutip dari laman resmi Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya taman bungkul memiliki luas mencapai 900 meter persegi dan terletak di Jalan Raya Darmo, Wonokromo.
Taman Bungkul menjadi salah satu tempat wisata yang disukai masyarakat setempat. Selain suasananya yang sejuk dan rindang, Taman Bungkul dilengkapi berbagai fasilitas menarik.
Pengunjung dapat bermain di taman bermain, area skate dan BMX, hingga area olahraga. Selain itu, taman ini juga menyediakan sentra kuliner dan wi-fi gratis yang bisa dinikmati seluruh pengunjung.
2. House of Sampoerna
House of Sampoerna merupakan museum swasta yang didirikan oleh perusahaan tembakau besar di Indonesia, Sampoerna. Dikutip dari Litbang Surabya, House of Sampoerna menampilkan sejarah perkembangan produksi tembakau dan rokok di dalam negeri.
Koleksi-koleksi bersejarah itu ditampilkan dalam satu bangunan khas kolonial Belanda yang didirikan sejak tahun 1862. Selain mempelajari sejarah perkembangan tembakau, pengunjung juga berkesempatan mengikuti tur gratis yang diadakan oleh House of Sampoerna pada hari-hari tertentu.
Tur gratis tersebut akan membawa pengunjung berkeliling Kota Surabaya dan mengunjungi lokasi-lokasi bersejarah ditemani oleh pemandu berpengalaman.
3. Ekowisata Mangrove Wonorejo
Ekowisata Mangrove Wonorejo merupakan salah satu destinasi wisata alam dan edukasi yang terkenal di Surabaya. Ekowisata Mangrove Wonorejo ini terletak di hutan bakau Gunung Anyar yang memiliki luas mencapai 200 hektar.
Sesuai dengan namanya, Ekowisata Mangrove Wonorejo merupakan kawasan konservasi bakau terbesar di Surabaya. Melalui tempat wisata ini, pengunjung dapat melihat langsung bagaimana kerja tanaman bakau dalam menegah abrasi.
Selain itu, suasana di lokasi Ekowisata Mangrove Wonorejo sangat rindang dan indah. Banyak orang datang ke lokasi untuk mengambil foto di sejumlah spot cantik.
4. De Javasce Bank
De Javasce Bank atau Museum Bank Indonesia adalah museum lainnya di Surabaya yang bisa dikunjungi secara gratis.
Dikutip dari Tourism Information Center Surabaya, museum ini sudah berdiri sejak masa kolonial Belanda, tepatnya pada 1828. Oleh karena itu, bangunan museum masih mengadopsi arsitektur Belanda yang kental.
Sesuai dengan namanya De Javasce Bank berisi koleksi-koleksi yang menjelaskan sejarah perbankan di Surabaya dan Pulau Jawa. Lokasi De Javasce Bank tidak jauh area wisata Chinatown dan Oldtown, tepatnya d area Jalan Garuda 1-3, Surabaya.
5. Museum Surabaya Siola
Museum Surabaya Siola merupakan salah satu museum terlengkap di Surbaya. Museum ini berlokasi di gedung eks SIOLA, yang merupakan salah satu pusat perbelanjaan besar di Surabaya yang berdiri pada 1877.
Museum Surabaya Siola berlokasi di pusat wisata Kota Surabaya, tepatnya di Jalan Tunjungan dan bisa diakses secara gratis. Museum ini memiliki lebih dari 1.000 koleksi bersejarah yang menceritakan perkembangan Kota Surabaya dari zaman penjajahan.
Editor: Yantina Debora
