Menuju konten utama

“Bokor” Berbahan Katun Miliki Estetika Tinggi

“Bokor” Berbahan Katun Miliki Estetika Tinggi

tirto.id -

“Bokor” atau tempat sasajen biasanya terbuat dari aluminium. Namun, pengrajin di Desa Panji, Kebupaten Buleleng, Bali melakukan inovasi membuat “bokor” dari kain katun. Produksi ini dinilai memiliki estetika tinggi dan tergolong kerajinan yang unik.

“Kerajinan tangan bokor dari bahan aluminium sudah biasa di pasaran, berbeda dengan kerajinan bokor berbahan benang katun. Jenis kerajinan inilah sedang laku keras di Bali Utara,” kata salah seorang pengrajin bokor katun, Raden Roro Prilla Aryana, di Singaraja, Bali, Minggu (20/3/2016).

Menurut Prilla, saat ini bokor jenis ini sangat diminati masyarakat, kebanyakan diproduksi dalam bentuk usaha kecil menengah (UKM) mandiri dan mengandalkan pesanan langsung dari pelanggan.

Ia menambahkan, pihaknya dapat memproduksi minimal dua buah produk dihasilkan dalam satu hari. Meski tanpa melibatkan buruh pekerja, peluang kerja bokor benang kantun masih terbuka untuk umum.

“Sehari bisa menghasilkan dua buah produk bokor benang kantun berukuran kecil dan sedang. Belum banyak yang mau belajar merajut benang kantun, untuk dijadikan bokor, tetapi kami masih membuka ruang belajar sebagai UKM ibu-ibu rumah tangga mengisi waktu luangnya,” ujarnya.

Selain bokor, rajutan benang katun diolah ke bentuk tas, peci, tampak meja, dan lainnya. Teknik membuat kerajinan bokor benang katun, usai menjadi bentuk wadah diinginkan kemudian diberi campuran lem perekat, dijemur di bawah terik matahari.

“Dulunya belajar di Bandung, banyak ibu-ibu belajar merajut dan dibantu Dinas Koperasi Sumedang. Kalau di Buleleng belum banyak pekerjanya, latihan merajut ini memang memerlukan waktu tidak sebentar,” kata Prilla yang berasal dari Sumedang Jawa Barat ini.

Menurut dia, harga yang ditawarkan tidak mahal, di mana satu buah kerajinan bokor benang katun dijual Rp45 ribu hingga Rp300 ribu, tergantung besaran ukuran dan kesulitan pengerjaannya.

“Ini biasanya mengirim barang ke wilayah Jembrana, Mengwi dan sekitaran Buleleng. Bokor benang katun bisa digunakan tempat menaruh buah-buahan, makanan atau sajian lainnya untuk dihaturkan ketika sembahyang,” ujarnya. (ANT)

Baca juga artikel terkait KERAJINAN TANGAN atau tulisan lainnya

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Abdul Aziz