Menuju konten utama

Zulhas: Surplus Perdagangan RI Semester I 2022 Terbesar

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menuturkan surplus perdagangan semester I 2022 merupakan surplus perdagangan semesteran terbesar sepanjang masa.

Zulhas: Surplus Perdagangan RI Semester I 2022 Terbesar
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memberikan keterangan saat Sosialisasi Indonesia Retail Summit 2022 di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (14/7/2022). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.

tirto.id - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menuturkan kinerja perdagangan Indonesia pada Juni 2022 berhasil mencatatkan surplus sebesar 5,09 miliar dolar AS. Surplus tersebut khususnya disokong pada sektor nonmigas 36,59 miliar dolar AS dan defisit sektor migas sebesar 11,70 miliar dolar AS.

Surplus perdagangan nonmigas Indonesia periode Juni 2022 didorong oleh surplus perdagangan dengan beberapa negara mitra dagang. India menjadi negara mitra dagang yang menyumbangkan surplus terbesar dengan nilai 1,64 miliar dolar AS.

"Berbagai tantangan global yang kian masif tidak menyurutkan performa positif neraca perdagangan Indonesia. Secara historis, surplus perdagangan semester I 2022 merupakan surplus perdagangan semesteran terbesar sepanjang masa. Kondisi ini patut kita syukuri," katanya dalam keterangan resmi yang dikutip Tirto, Rabu (20/7/2022).

Dia merinci surplus perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) sebesar 1,47 miliar dolar AS, disusul Filipina dengan surplus 1,16 miliar dolar AS. Jika mengacu pada kinerja periode semester I 2022, surplus terbesar datang dari perdagangan dengan AS sebesar 9,19 miliar dolar AS, disusul India sebesar 6,24 miliar dolar AS, dan Filipina sebesar 5,15 miliar dolar AS.

Ekspor CPO dan produk turunannya topang kinerja ekspor Indonesia pada Juni 2022 ekspor Indonesia pada Juni 2022 mencapai 26,09 miliar dolar AS atau naik sebesar 21,30 persen dibanding Mei 2022 (month-on-month/MoM) dan tumbuh 40,68 persen dari Juni 2021 (year-on-year/YoY). Ekspor migas dan nonmigas sama-sama mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 2,45 persen (MoM) dan 22,71 persen (MoM).

Penguatan kinerja ekspor terjadi pada seluruh sektor di Juni 2022. Sektor industri pengolahan menjadi sektor andalan dalam menyumbang ekspor Indonesia dengan tingkat pertumbuhan tertinggi sebesar 29,21 persen (MoM), disusul oleh sektor pertanian sebesar 23,30 persen (MoM) dan sektor pertambangan 6,22 persen (MoM).

Zulhas begitu sapaan akrabnya menuturkan pertumbuhan ekspor industri pengolahan mengindikasikan semakin membaiknya kualitas ekspor Indonesia. Peningkatan ekspor Juni 2022 terutama disumbang oleh produk lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) yang meningkat sebesar 300,66 persen (MoM).

Selain lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15), perbaikan ekspor juga ditopang oleh produk-produk yang bernilai tambah tinggi seperti timah dan produknya (HS 80), pakaian bukan rajutan (HS 62), dan makanan olahan (HS 21).

“Pencabutan kebijakan pelarangan ekspor crude palm oil (CPO); refined, bleached, and deodorized palm oil (RBD PO); refined, bleached, and deodorized palm olein (RBD Palm Olein); dan used cooking oil (UCO) telah mendorong ekspor CPO dan produk turunannya di Juni ini,” jelasnya.

Adapun ekspor nonmigas Indonesia pada Juni 2022 menunjukkan penguatan pada seluruh negara mitra dagang utama. Pertumbuhan ekspor nonmigas tertinggi secara bulanan (MoM) terjadi ke Oman yang mencapai 544,21 persen, kemudian ke Mesir (498,45 persen).

Kemudian Pakistan (381,15 persen), Turki (161,06 persen), dan Federasi Rusia (150,29 persen). Ditinjau dari kawasan, kenaikan ekspor terbesar terjadi pada ekspor ke Afrika Timur yang tumbuh 190,86 persen (MoM), diikuti Timur Tengah (121,37 persen) dan Afrika Tengah (117,01 persen).

Secara kumulatif, ekspor selama Semester I 2022 mencapai USD 141,07 miliar atau naik 37,11 persen dari tahun lalu (YoY). Kenaikan nilai ekspor tersebut didorong oleh kenaikan ekspor migas sebesar 33,45persen (YoY) dan ekspor nonmigas sebesar 37,33 persen (YoY).

Peningkatan Impor pada Juni 2022 terjadi pada seluruh golongan penggunaan barang nilai impor Indonesia Juni 2022 tercatat sebesar 21,0 miliar dolar AS, naik 12,87 persen dibanding Mei 2022(MoM). Peningkatan nilai impor tersebut disebabkan oleh adanya kenaikan impor nonmigas sebesar 13,60 persen (MoM) dan impor migas sebesar 9,52 persen (MoM).

Secara penggunaan barang, dibandingkan dengan bulan sebelumnya, nilai impor seluruh golongan penggunaan barang selama Juni 2022 mengalami kenaikan. Peningkatan terbesar terjadi pada impor golongan barang modal yang meningkat sebesar 26,30 persen secara bulanan (MoM), diikuti barang konsumsi yang naik sebesar 12,02 persen (MoM) dan bahan baku atau penolong naik sebesar 10,72 persen (MoM).

"Peningkatan barang modal berdampak pada peningkatan kapasitas produksi, sementara impor bahan baku/penolong mencerminkan peningkatan kinerja sektor riil dan pemesanan baru (new orders). Hal ini tercermin dari S&P Global Purchasing Managers Indeks (PMI) Manufaktur Indonesia pada Juni 2022 yang masih berada di level ekspansif sebesar 50,2," bebernya.

Beberapa produk dengan kenaikan impor terbesar pada Juni 2022, di antaranya besi dan baja (HS 72) naik 46,13 persen (MoM), ampas/sisa industri makanan (HS 23) naik 44,88 persen (MoM).

Selanjutnya pada peralatan rumah tangga, lampu, dan alat penerangan (HS 94) naik 40,79 persen (MoM), kendaraan dan bagiannya (HS 87) naik 28,40 persen (MoM), serta karet dan barang dari karet (HS 40) naik 24,02 persen (MoM).

Selama semester I 2022, total impor Indonesia mencapai 116,18 miliar dolar AS atau meningkat 27,62 persen dibandingkan periode semester I 2021 (YoY). Peningkatan impor semester I 2022 dipicu oleh meningkatnya permintaan impor migas yang signifikan sebesar 68,98 persen dan impor nonmigas yang naik 21,62 persen.

Baca juga artikel terkait SURPLUS PERDAGANGAN atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Intan Umbari Prihatin