Menuju konten utama

Zulhas Akui Harga Kedelai, Telur hingga Sayur Mayur Naik

Zulkifli Hasan mengakui, pihaknya belum bisa mengatasi kenaikan harga kedelai. Hal ini disebabkan oleh keterlambatan dan perizinan impor yang belum selesai.

Zulhas Akui Harga Kedelai, Telur hingga Sayur Mayur Naik
Pekerja memproduksi tahu di pabrik tahu, Pasir Putih, Depok, Jawa Barat, Rabu (2/11/2022). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/aww.

tirto.id - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengakui, sejumlah komoditas pangan mengalami kenaikan harga saat ini. Pertama, pihaknya belum bisa mengatasi kenaikan harga kedelai. Hal ini disebabkan oleh keterlambatan dan juga perizinan impor yang belum selesai.

“Ditargetkan pada Januari 2023 kedelai diharapkan harga jualnya sudah menyentuh di kisaran harga Rp10.500 dan maksimal paling mahal di harga Rp11.000, jadi kalau itu selesai harga semua aman lancar,” ungkap Zulkifli, Istana Negara, Jakarta, Senin (19/12/2022).

Selain Kedelai, pada Desember ini Kemendag mencatat komoditas yang patut diwaspadai mengalami kenaikan adalah telur.

“Telur ini kan banyak orang bikin kue, permintaannya naik. Harganya seharusnya Rp27.000 sampai Rp29.000, dan sekarang sudah menyentuh harga Rp31.000,” jelas Zulkifli.

Zulkifli sudah berdiskusi dengan Kemendagri dan pemda terkait dengan kenaikan harga pangan tersebut. Diputuskan, akan memberikan subsidi transportasi bila kenaikan harga telur sudah mencapai lebih dari 5 persen.

Hal tersebut bertujuan agar harga telur tidak lebih dari Rp31.000 sampai Rp32.000. “Ngambil dari Jawa untuk Kalimantan, ongkos transportasinya akan ditanggung,” jelasnya.

Selanjutnya, Zulkifli melaporkan untuk komoditas lain seperti beras, sudah didatangkan impor sebesar 200 ribu ton dari total 500 ribu ton yang akan masuk ke Indonesia hingga Februari 2023.

“Masuk operasi pasar Bulog dijamin harga Rp9.450 di manapun, ada terus barangnya,” ungkap dia.

Zulkifli menambahkan, komoditas lain yang mengalami kenaikan harga adalah sayur mayur. Ini disebabkan faktor musiman mengingat saat ini mendekati hari besar seperti Natal.

“Nanti keperluan akan landai lagi, jadi naik 5 persen tidak apa apa mengenai sayur bayam, sayur kol, sayur-sayuranlah. Tapi itu kita toleransi,” katanya.

Meski demikian, Zulhas memastikan inflasi terkendali. Sebab menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi turun dari angka 5,7 persen pada Oktober ke 5,4 persen pada November.

“Itu BPS, bukan kata saya. Terutama volatile food, itu 3,3 persen,” pungkas dia.

Baca juga artikel terkait HARGA KEDELAI atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Anggun P Situmorang