Menuju konten utama

Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie Juarai Sayembara DKJ 2016

Novelis Lampung Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie sukses menjadi satu-satunya pemenang dalam sayembara DKJ 2016. Tahun ini juri meniadakan pemenang kedua dan ketiga karena perbedaan kualitas yang cukup tajam.

Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie Juarai Sayembara DKJ 2016
Penulis dan Pengamat Komik Indonesia Seno Gumira Ajidarma (kiri), Direktur Eksekutif Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA) Oscar Motuloh (tengah) dan Peneliti Museum Bronbeek Willy Adriaans menyampaikan materi ketika temu wicara dan peluncuran novel grafis Gerda Sayang (Lieve Garda). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

tirto.id - Penulis novel berjudul "Semua Ikan di Langit", Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie berhasil menjadi juara sayembara novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2016 dengan menyisihkan ratusan karya lainnya.

Dewan juri sayembara DKJ tahun ini yang terdiri dari Bramantio, Seno Gumira Ajidarma, dan Zen Hae memutuskan untuk meniadakan pemenang kedua dan ketiga. Alasannya karena ada perbedaan mutu yang tajam antara pemenang pertama dan naskah-naskah lainnya, demikian yang dilansir dari Antara, Jumat (16/12/2016).

Meski demikian, dewan juri memilih sejumlah naskah yang masih menunjukkan sejumlah keunggulan. Adapun empat naskah unggulan yang dipilih, yakni berjudul "Lengking Burung Kasuari", "Tanah Surga Merah", "Curriculumvitae", dan "24 Jam Bersama Gaspar".

Zen Hae, salah satu dewan juri mengatakan, sebanyak 343 naskah masuk dalam perhelatan dua tahunan itu. "Dari jumlah naskah itu, 317 naskah di antaranya lolos persyaratan administrasi dan bisa berkompetisi dalam ajang ini," ujar sastrawan Zen Hae dalam keterangannya.

Lebih lanjut dewan juri kemudian menilai kondisi umum naskah bacaan bermasalah, baik dari tata bentuk novel maupun dalam soal penggunaan bahasa Indonesia sebagai media sastra.

Sementara itu, juri lainnya, Seno Gumira Ajidarma menyebut masalah itu, di antaranya adanya keinginan kuat untuk menjelaskan dengan cara hampir mengutip, dialog yang tidak lentur, pencerita yang tidak jelas posisinya, riwayat kekerasan dan luka Indonesia, membicarakan banyak hal.

"Akibatnya novel sebagai sebuah karya sastra kehilangan kesatuan cerita. Seakan-akan seluruh isi dunia hendak dituangkan ke dalam novel, dan kehilangan daya di tengah cerita," kata Seno Gumira yang juga merupakan cerpenis garda depan Indonesia.

Baca juga artikel terkait NOVEL atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari