Menuju konten utama

Yusril vs Rizieq: Beda Dukungan Pilpres hingga Keislaman Prabowo

Perseteruan antara Yusril dan Rizieq Shihab bermula dari manuver politik PBB yang secara resmi mendukung paslon Jokowi-Ma'ruf.

Yusril vs Rizieq: Beda Dukungan Pilpres hingga Keislaman Prabowo
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra bersama sejumlah kader meluapkan kegembiraan usai sidang ajudikasi antara PBB dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Gedung Bawaslu, Jakarta, Minggu (4/3/2018). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

tirto.id - Perseteruan Partai Bulan Bintang (PBB) dan Front Pembela Islam (FPI) kembali muncul. Hal ini bermula dari wawancara Rizieq Shihab yang diunggah ke Youtube Front TV, Senin (1/4/2019). Melalui video itu, pentolan FPI menyebut klaim Yusril soal intensitas komunikasi dengan dirinya dan meragukan keislaman Prabowo sebagai kebohongan.

Rizieq menegaskan komunikasi yang dilakukan dirinya dengan Yusril terjadi dua tahun lalu, tepatnya pada 2017, via sambungan telepon.

Saya hanya berkomunikasi lewat telepon dengan Yusril satu kali, itu pun bukan dalam konteks soal Prabowo, karena komunikasi ini terjadi dua tahun lalu,” kata Rizieq. “Jadi kalau Pak Yusril mengatakan sering telepon saya, sering komunikasi, itu bohong. Tidak ada komunikasi selain itu.”

Pernyataan Rizieq itu sebagai respons atas pengakuan Yusril dalam acara News Maker di Metro TV, 14 Februari lalu. Yusril mengatakan dirinya intens komunikasi dengan Rizieq. Ia pun menceritakan ulang apa yang menurutnya pernah diucapkan Rizieq tentang capres nomor urut 02, Prabowo Subianto soal Islam-nya yang tidak jelas.

Hal itu membuat Rizieq yang kabarnya berada di Arab Saudi tidak terima. Ia pun menegaskan pernyataan Yusril di acara News Maker Metro TV itu sebagai kebohongan.

Beliau katanya sering kontak-kontakan dengan ana [saya], kemudian juga ana menyatakan bahwa Islamnya Prabowo ini tidak jelas. Maka di sini perlu kami sampaikan bahwa itu adalah bohong. Jadi tidak benar,” kata Rizieq.

Tak terima dituding berbohong, Yusril pun kembali bersuara. Ketua umum PBB itu bahkan membocorkan tangkapan layar pembicaraan dirinya dengan Rizieq yang terjadi pada 8 September 2018.

Dalam tangkapan layar itu, Yusril menyebut kalau dirinya tidak yakin Prabowo-Sandiaga akan membela umat Islam. Sebab, pasangan nomor urut 02 itu tidak ada rekam jejak berjuang dalam barisan Islam.

Rizieq pun menjawab pesan Yusril itu kalau umat ingin ganti presiden, tetapi bingung karena tidak ada alternatif lain, selain Prabowo. Karena itu, mereka ingin agar Prabowo didampingi ulama karena ada islamophobia di lingkaran mantan Danjen Kopassus itu.

Klaim Yusril dan Munarman

Tangkapan layar percakapan antara Yusril dan Rizieq yang beredar di media sosial itu dibenarkan oleh ketua umum PBB itu. Yusril pun meminta publik untuk memperhatikan jam komunikasi antara dirinya dengan pentolan FPI itu.

“Nyata dalam video itu Habib Rizieq berbohong. Yusril dan Habib [Rizieq] tidak pernah komunikasi membahas Prabowo seperti dikatakan Habib Rizieq juga bohong,” kata Yusril dalam keterangan tertulis terkait tangkapan layar yang beredar di media sosial, Rabu (3/4/2019).

Yusril meminta agar publik memperhatikan pernyataan Rizieq dalam tangkapan layar yang beredar itu.

“Pembicaraan telepon Yusril dan Rizieq tidak ada rekamannya, tetapi komunikasi via WA di atas telah cukup menunjukkan bahwa Habib Rizieq yang menuding Yusril berbohong, ternyata dirinya adalah si raja bohong yang sesungguhnya,” kata Yusril.

Namun, pernyataan Yusril ini kembali ditepis Juru Bicara FPI Munarman.

Dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi Tirto, ia justru menuding Yusril sebagai pembohong. Munarman beralasan, kebohongan muncul lantaran Yusril tidak menghubungi Rizieq secara langsung via telepon, tetapi lewat pihak ketiga.

“Fakta bahwa telpon tersebut adalah melalui pihak ketiga dan bukan dalam kontek pencapresan. Dalam hal ini Yusril berbohong dan sengaja misslesding informasi, seolah dia bisa setiap saat telpon-telponan dengan Habib,” kata Munarman, Kamis (4/4/2019).

Munarman menuturkan, bukti pernyataan pun diperkuat dengan kemunculan tangkapan layar yang disebar Yusril. Menurut Munarman, hal itu menandakan bila mantan menkumham itu tidak menghubungi via telepon.

Selain itu, Munarman justru menyebut Yusril yang kini mendukung capres-cawapres nomor urut 01 tengah melakukan cara adu domba demi membuat partainya lolos ambang batas parlemen.

“Yusril pindah menjadi pendukung 01, karena dia tidak berhasil meminta jaminan kepada paslon 02 untuk memenangkan partainya melalui parliamentary threshold. Jadi jelas motifnya dalam berpindah dukungan karena dijanjikan untuk melewati parliementary threshold tersebut,” kata Munarman.

Ia pun menuding Yusril akan mengambil keuntungan dari polemik bagi-bagi suara tersebut sebagai advokat. “Kami FPI hanya bisa berikan nasihat kepada Yusril, untuk berhenti menggunakan politik machiaveli, sayang dengan label ketum partai Islam yang diusungnya,” kata Munarman.

Bukan Konflik Kali Pertama

Perseteruan antara Yusril sebagai ketum PBB vs FPI sebenarnya bukan yang pertama kali muncul. Sebelum kasus ini mencuat, sejumlah calon legislatif PBB yang berasal dari FPI mundur setelah Yusril berhasil mengalihkan dukungan PBB di Pilpres 2019 kepada pasangan petahana Jokowi-Ma'ruf. Salah satunya adalah Novel Bamukmin.

Namun, pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Rahardjo Jati menilai perseteruan FPI dan Yusril adalah manuver yang tidak tepat. Ia melihat FPI tidak memahami konteks utuh dan hanya melihat permasalahan “kampret vs cebong.” Sementara Yusril, kata Wasisto, hanya mencari keuntungan dari permasalahan tersebut.

“FPI sekali lagi menarik kesimpulan itu [isu Yusril tentang keislaman Prabowo] pada masalah cebong dan kampret dan tidak secara gamblang membalas kritikan Yusril soal Prabowo seakan-akan menutupi dengan bertameng pada Ijtima Ulama. Padahal keislaman seseorang itu tidak hanya itu saja. [Sementara] Yusril berusaha untuk oportunis dengan mencela Prabowo dengan harapan posisinya diperhitungkan Jokowi,” kata Wasisto saat dihubungi reporter Tirto, Kamis (4/4/2019).

Wasisto memahami kalau FPI dan PBB tengah berselisih setelah PBB memutuskan mendukung pasangan 01. Namun, dalam konteks video klarifikasi Rizieq, kata Wasisto, pentolan FPI itu diduga tengah menjaga basis suara pemilih Islam konservatif yang selama ini berada di belakangnya.

Sebab selama ini, kata Wasisto, memang masih ada keraguan bagi pemilih Islam lantaran Prabowo adalah figur nasionalis sekuler. Padahal, situasi tersebut masih menjadi perdebatan bagi pemilih Islam konservatif yang selama ini di belakang Rizieq.

Di sisi lain, Wasisto melihat upaya Yusril tidak sebatas klarifikasi dengan memberikan tangkapan layar pembicaraan antara Yusril dengan Rizieq. Sebab, kata Wasisto, di saat yang sama, Yusril juga sedang menyimbolkan PBB mampu menjadi garda terdepan dalam menghadapi gerbong 212.

Wasisto pun meyakini bila konflik antara Yusril dengan Rizieq sudah diperhitungkan secara matang demi kepentingan partai yang dinakhodai Yusril itu.

“Saya kira PBB tahu persis risikonya ketika ribut dengan ormas yang punya massa intimidatif, sehingga berpotensi pada jumlah suara. Saya lihat Yusril mencoba untuk membawa gerbong PBB ke kursi eksekutif daripada legislatif,” kata Wasisto.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz