Menuju konten utama

Yon Koeswoyo Tutup Usia, Bens Leo: Tak Ada Lagi Penerus Koes Plus

"Ada David Koeswoyo yang juga mestinya bisa melanjutkan nama Koeswoyo," ujar Bens.

Yon Koeswoyo Tutup Usia, Bens Leo: Tak Ada Lagi Penerus Koes Plus
Dua bersaudara Yon dan Yok Koeswoyo dari kelompok musik lawas era 60 an Koes Plus, tampil dalam acara "Let's Have Fun With The Legend" di Tennis Indor Senayan, Jakarta, Minggu, (16/10) malam. FOTO ANTARA/Agus Apriyanto

tirto.id - Musisi senior Indonesia Yon Koeswoyo meninggal dunia hari ini, Kamis (5/1/2018) di usia 77 tahun. Menurut pengamat musik Bens Leo, meninggalnya vokalis band legendaris Koes Plus ini bisa jadi tak ada lagi penerus Koes Plus.

"Mas Yon ini penerus Koes Plus yang paling konsisten, keluarga Koeswoyo yang paling punya spirit untuk melanjutkan generasi bermusik, terutama Koes Plus," ujar Bens kepada Tirto saat dihubungi via telepon di rumah duka, Kamis (5/1/2018).

Menurut Bens, saat ini yang punya potensi untuk meneruskan kiprah bermusik di keluarga Yon Koeswoyo yakni David Koeswoyo, anak Yon dengan istri pertama, Damiana Susi.

"Ada David Koeswoyo yang juga mestinya bisa melanjutkan nama Koeswoyo," ujar Bens.

Dari empat bersaudara lainnya, Yon memang dikenal paling aktif tetap bermusik meski Koes Plus sudah lama vakum.

"Dari yang masih ada sekarang kan Mas Tonny, Yok, Nomo dan Jon Koeswoyo, bisa dilihat semuanya tak aktif lagi di musik, hanya Yon yang terus konsisten, jadi setelah ini saya kita tak ada lagi yang meneruskan spirit ini," ujar Bens.

Klaim Bens soal Yon yang paling aktif bermusik ini bukan tanpa alasan. Dalam masa kevakuman Koes Plus dan Koes Bersaudara, Yon sempat merilis album solo. Pada tahun 1981, dengan seizin Tonny, ia mengeluarkan solo album yang bertajuk "Lantaran" yang berisi 10 lagu digarap bersama musisi Harry Cahyono.

Koesyono Koeswoyo alias Yon Koeswoyo adalah anak keenam dari sembilan bersaudara anak dari pasangan Raden Koeswoyo dan Rr. Atmini asal Tuban Jawa Timur.

Yon Koeswoyo sebagai vokalis grup musik keluarga Koes telah berkiprah selama kurun waktu 1962-1969 diawali dengan nama Koes Bersaudara dengan personel Tonny Koeswoyo, Yon, Yok, dan Nomo.

Grup ini meraih kesuksesan dalam beberapa album rekaman berikutnya selama beberapa tahun sebelum dipenjarakan oleh rezim Orde Lama Soekarno di Penjara Glodok pada tanggal 29 Juni 1965.

Koes Bersaudara berubah menjadi Koes Plus tahun 1969. Murry bergabung menggantikan Nomo sebagai drumer. Lagu kondang dari Koes Bersaudara di antaranya "Telaga Sunyi", "Pagi yang Indah", "Bis Sekolah", dan "Dara Manisku".

Nama Koes Plus mulai dielu-elukan khalayak setelah tampil membawakan lagu "Derita" serta "Manis Dan Sayang", "Senja", "Cintamu Telah Berlalu" dalam acara Jambore Band di Istora Senayan November 1970. Periode 1970-an seolah menjadi era mereka. Lagu-lagu mereka hits di tangga lagu Indonesia, dinyanyikan semua umur, seperti "Bujangan", "Muda-Mudi", "Kembali ke Jakarta", dan lainnya.

Beberapa lagu yang dipopulerkan Koes Plus antara lain "Kolam Susu", "Diana", dan "Bujangan".

Koes Plus menjadi grup musik legendaris dan memiliki penggemar yang terus bertahan, misalnya Jiwa Nusantara, komunitas penggemar Koes Plus dan Koes Bersaudara. Anak-anak anggota Koes Plus seperti David (putra Yon Koeswoyo) dan Rico (putra Murry), meneruskan kiprahnya di bidang musik dengan membentuk grup musik Junior.

Baca juga artikel terkait YON KOESWOYO MENINGGAL DUNIA atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Humaniora
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri

Artikel Terkait