Menuju konten utama

Yogyakarta Tawarkan Paket Wisata Murah Sampai 28 Februari 2018

Pake wisata murah diyakini mampu mendorong pertumbuhan kunjungan wisata Yogyakarta pada 2018 mencapai 10 persen.

Yogyakarta Tawarkan Paket Wisata Murah Sampai 28 Februari 2018
Peserta mengikuti kirab saat parade Festival Jogja Kota Batik Dunia 2017, di kawasan Malioboro, DI Yogyakarta, Rabu (26/10/2017). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

tirto.id - Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan puluhan event wisata unggulan untuk mendongkrak lama tinggal wisatawan ke daerah itu, antara lain paket Jogja Heboh atau paket wisata murah pada 1 sampai dengan 28 Februari 2018

"Event wisata sudah kami siapkan. Kami yakin bisa memperpanjang length of stay [lama tinggal] tahun ini," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIY Aris Riyanta di Yogyakarta, Jumat (2/2/2018).

Menurut Aris, berdasarkan data kunjungan selama 2017 lama tinggal wisatawan mancanegara rata-rata mencapai 2,01 hari, sedangkan wisatawan nusantara rata-rata 1, 9 hari.

"Yang masih rendah justru wisatawan nusantara. Kami berharap tahun ini bisa tinggal lebih lama," kata dia.

Aris mengatakan pada periode Februari hingga Desember 2018 Dispar DIY telah menyiapkan 62 event wisata unggulan dengan lokasi tersebar di lima kabupaten/kota.

Sejumlah event itu antara lain Jogja Heboh atau paket wisata murah yang akan berlangsung mulai 1-28 Februari, Jogja International Airshow (17-18 Februari), Tionghoa Culture Festival (2 Maret), Menoreh Night Spectacular (21-22 April), Merapi Night Festival (14-15 April), Lintas Komunitas Festival (12-13 Mei), Perahu Naga Festival (7-8 Juli), Malioboro Night Festival (11-12 Agutus), Jogja Fashion Week (27 Agustus), Geopark Night Specta (21 Oktober), hingga Santri Nusantara Festival (21 Oktober).

Ia meyakini pagelaran wisata mampu mendorong pertumbuhan kunjungan wisata pada 2018 mencapai 10 persen dari realisasi pada 2017 yang mencapai 397.000 untuk wisatawan mancanegara dan 4,7 juta untuk wisatawan nusantara.

Selain event wisata yang disiapkan pemerintah, ia berharap masing-masing pengelola destinasi wisata bisa berkontribusi menggelar event wisata maupun budaya.

Menurut dia, selain meningkatkan lama tinggal wisatawan di DIY, atraksi wisata juga dapat menjadi sarana promisi efektif bagi masing-masing objek wisata, khususnya objek wisata baru yang banyak bermunculan.

"Misalnya saja objek wisata Gua Pindul di Kabupaten Gunung Kidul, tadinya jarang orang yang tahu, sekarang menjadi banyak yang tahu karena dipromosikan dengan penyelenggaraan kegiatan budaya berupa atraksi wisata di lokasi setempat," kata Aris.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Istijab M Danunagoro mengakui event wisata maupun event budayabmenjadi faktor penting untuk menambah okupansi maupun lama tinggal pengunjung hotel.

"Tingginya okupansi dan lama tinggal pengunjung di Yogyakarta sangat dipengaruhi penyelenggaraan event-event budaya maupun wisata," kata dia.

Baca juga artikel terkait PARIWISATA JOGJA

tirto.id - Ekonomi
Sumber: antara
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari