Menuju konten utama

YLKI: Pemberi Diskon Palsu Saat Harbolnas 2017 Bisa Terancam Pidana

Menurut Tulus, pelaku usaha yang memberi potongan harga palsu atau diskon abal-abal itu telah melanggar aturan sehingga bisa terancam hukuman pidana.

YLKI: Pemberi Diskon Palsu Saat Harbolnas 2017 Bisa Terancam Pidana
(Ilustrasi) stand YLKI di acara peringatan harkonas 2016. tirto/tf subarkah

tirto.id - Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) akan berlangsung pada besok, Selasa (12/12/2017), namun pada Harbolnas sebelumnya banyak konsumen yang menemukan diskon abal-abal atau potongan harga palsu.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta masyarakat waspada terhadap potongan harga palsu menjelang pergantian tahun di pusat perbelanjaan.

Ketua YLKI Tulus Abadi menyatakan para pelaku usaha biasanya menggunakan modus dengan menaikkan harga terlebih dahulu kemudian baru memberikan diskon abal-abal.

"Rata-rata pemberian diskon dengan menaikkan harga terlebih dahulu. YLKI sering menemukan harga sandang yang dinaikkan lebih dulu, misalnya 100 persen, baru kemudian diberi diskon 50 persen," kata Tulus di Jakarta, Senin (11/12/2017).

Tulus menegaskan, modus potongan harga palsu itu telah melanggar aturan sehingga bisa terancam hukuman pidana. Kendati demikian, masih banyak juga yang berani melakukan diskon palsu.

Menurut Tulus, selain terhindar dari kerugian, potongan harga palsu itu dilakukan untuk "cuci gudang" barang-barang dari pelaku usaha.

Barang-barang itu, kata Tulus, sengaja dilepas ke pasar untuk menghabiskan stok dengan cara memberikan iming-iming diskon.

"Guna mempercepat `cuci gudang` itu, pelaku usaha biasanya memberikan iming-iming potongan harga kepada konsumen," kata Tulus mengungkapkan.

Untuk itu, YLKI meminta Kementerian Perdagangan dan dinas perdagangan di daerah untuk mengawas barang-barang, terutama produk sandang, yang dinaikkan harganya terlebih dahulu sebelum diberi potongan harga.

"YLKI juga meminta kepolisian untuk melakukan penegakan hukum apabila terjadi pelanggaran terkait diskon palsu itu," kata Tulus.

Baca juga artikel terkait HARBOLNAS

tirto.id - Ekonomi
Sumber: antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto