Menuju konten utama

YLKI Minta Polisi & KPPU Usat Penyebab Tingginya Harga Masker

YLKI meminta KPPU mengusut melambungnya harga masker karena mengindikasikan adanya tindakan mengambil keuntungan berlebihan di saat terjadinya musibah virus corona.

YLKI Minta Polisi & KPPU Usat Penyebab Tingginya Harga Masker
Ilustrasi Masker N95. foto/istockphoto

tirto.id - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta agar Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan Kepolisian mengusut melambungnya harga masker di pasaran.

Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan, YLKI banyak menerima pengaduan dan pertanyaan dari masyarakat terkait melambungnya harga masker di pasaran, baik masker N95 dan atau masker reguler sebagai buntut isu wabah virus corona.

Melansir laman Antara News, Tulus menilai, melambungnya harga masker di pasaran hingga ratusan persen, jelas sangat memprihatinkan.

Menurutnya, hal tersebut merupakan sebuah tindakan yang tidak bermoral, karena bentuk eksploitatif terhadap hak-hak konsumen, mengambil untung secara berlebihan di saat terjadinya musibah.

"Terkait hal itu, YLKI meminta KPPU untuk mengusut kasus tersebut, karena mengindikasikan adanya tindakan mengambil keuntungan berlebihan atau extensive margin, yang dilakukan oleh pelaku usaha atau distributor tertentu," ujar Tulus.

Menurut UU tentang Persaingan Usaha Tidak Sehat, tindakan "extensive margin" oleh pelaku usaha adalah hal yang dilarang.

YLKI juga meminta pihak kepolisian mengusut adanya dugaan penimbunan masker oleh distributor tertentu demi mengeduk keuntungan yang tidak wajar tersebut. Aksi penimbunan akan mengacaukan distribusi masker di pasaran, dan dampaknya harga masker jadi melambung tinggi.

Konsumen dalam mengonsumsi barang atau jasa, termasuk masker, berhak atas harga yang wajar.

Namun, YLKI juga meminta konsumen agar membeli masker dalam jumlah yang wajar, jangan berlebihan, tak perlu melakukan "panic buying". Pembelian dalam jumlah berlebihan akan makin mendistorsi pasar.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH