Menuju konten utama
Seri Pesepakbola Muslim

Yaya Toure Adalah Imam di Barcelona

Yaya Toure dianggap sebagai imam oleh para pesepakbola muslim yang memperkuat Barcelona.

Yaya Toure Adalah Imam di Barcelona
Pesepakbola muslim mantan kapten Manchester City, Yaya Toure. FOTO/REUTERS

tirto.id - Yaya Toure merupakan gelandang tangguh dengan pengaruh besar bagi tim yang diperkuatnya. Tak hanya di atas lapangan, pesepakbola muslim eks Timnas Pantai Gading ini juga pernah dianggap sebagai imam di Barcelona.

Karier sepak bola profesional Yaya Toure dimulai pada 2001 di klub Belgia, KSK Beveren (2001-2003), kemudian pindah ke klub Ukraina, Metalurh Donetsk (2003–2005), juga sempat berkiprah di Liga Yunani bersama Olympiacos (2005–2006), dan AS Monaco (2006-2007) di Ligue 1 Perancis.

Pamor Yaya Toure kian menanjak saat mengisi skuad Barcelona asuhan Pep Guardiola pada 2007–2010. Terlebih ketika menjadi jenderal lapangan tengah sekaligus kapten tim Manchester City yang dibelanya hingga 2018, sebelum balik ke AS Monaco lalu ke klub Cina, Qingdao Huangha.

Dilansir Transfermarkt, Yaya Toure merengkuh berbagai gelar bergengsi di level klub, termasuk trofi Premier League, FA Cup, La Liga Spanyol, Copa del Rey, hingga Liga Champions.

Untuk Timnas Pantai Gading, adik kandung Kolo Toure ini turut merengkuh juara Piala Afrika 2015. Yaya Toure juga menyabet gelar pemain terbaik Afrika sebanyak 4 kali berturut-turut, sejak tahun 2011 hingga 2014.

Pemimpin Muslim Barca

Pada pertengahan 2007, Barcelona merekrut Yaya Toure dari AS Monaco dengan nilai transfer mencapai 10 juta euro. Ia langsung mengambil peran sentral di lini tengah El Barca yang saat itu dibesut oleh Pep Guardiola.

Namun, relasi yang kurang harmonis dengan sang pelatih membuat posisi Yaya Toure mulai tergusur oleh Sergio Busquets. Akhirnya, pada Juli 2010, ia dilego ke Manchester City dengan mahar 24 juta euro.

Para pesepakbola muslim Barcelona lainnya, seperti Seydou Keita dan Eric Abidal, merasa amat kehilangan kehilangan. Yaya Toure bagi mereka adalah mentor dalam urusan agama, bahkan kerap menjadi imam saat salat berjamaah.

“Kami kehilangan imam,” ucap Eric Abidal dalam wawancara dengan salah satu radio Spanyol, dikutip Republika pada 2012.

Kedekatan para pemain muslim tersebut diakui oleh mantan kapten Barcelona, Xavi Hernandez. Xavi mengungkapkan, Yaya Toure sering meminta izin menggunakan ruangan untuk menjalankan ibadah.

"(Eric) Abidal, Yaya (Toure), dan (Seydou) Keita, sering terlihat beribadah bersama dalam ruangan. Jika ruangan terpakai, mereka salat di ruang ganti, dan kami mencoba tidak lalu-lalang di hadapan mereka,” ungkap Xavi.

Setelah Yaya Toure pergi, masih menurut Xavi, Seyodu Keita yang kemudian dipilih sebagai imam. “Abidal, Keita, dan (Ibrahim) Afellay adalah muslim yang hebat,” ujar mantan gelandang Timnas Spanyol yang memungkasi kariernya di Liga Qatar ini.

Xavi juga mengaku kagum kepada para pemain muslim di Barcelona, termasuk Yaya Toure, yang menunaikan puasa Ramadan bahkan ketika harus menjalani latihan dan laga di tengah kompetisi.

"Mereka bisa melakukannya. Luar biasa. Semakin bertambah hormat saya kepada mereka yang menjalankan kewajiban agamanya dengan taat,” sebut Xavi dalam wawancara yang dikutip Islampos.com.

Yaya Toure dan Alkohol

Benar kata Xavi, Yaya Toure adalah sosok muslim yang taat. Selain melakoni puasa Ramadan di tengah kompetisi, ia dikenal pula anti minuman beralkohol.

Salah satu momennya terjadi pada 6 Mei 2012. Kala itu, Yaya Toure terpilih sebagai man of the match dalam laga Premier League pekan 37 antara tuan rumah Newcastle United vs Manchester City yang berakhir dengan skor 0-2.

Yaya Toure memborong 2 gol ke gawang tuan rumah dan kian memperbesar peluang City untuk menjadi juara. Saat itu, The Citizen memang sedang bersaing sengit dengan rival sekota, Manchester United, dan kompetisi tinggal menyisakan satu laga lagi.

Para pemain City sangat bergembira dengan kemenangan di St. James Park itu. Seperti lazimnya tradisi di Eropa, Yaya Toure pun ditawari untuk meminum sampanye sebagai bentuk perayaan, sekaligus untuk mengapresiasi penampilan apiknya.

Yaya Toure dengan tegas menolak tanpa bermaksud tidak menghargai. “Maaf, saya tidak minum alkohol karena saya muslim,” tandasnya usai laga, dilansir Daily Mail.

Namun, Yaya Toure juga pernah terlibat hal lain terkait perihal minuman keras ini. Pada 28 November 2016, ia berurusan dengan kepolisian lantaran diduga mengendarai mobil dalam keadaan mabuk di London.

Lantas, apa dalih Yaya Toure?

Gelandang kelahiran Bouake, Pantai Gading, tanggal 13 Mei 1983 ini mengaku ia tidak tahu bahwa yang diteguknya adalah minuman beralkohol. Yaya Toure menegaskan, sebagai seorang muslim ia tidak akan pernah melakukan itu.

Kendati begitu, Yaya Toure tetap harus menjalani sanksi. “Saya menerima hukuman ini. Namun, sangat penting bagi saya untuk mengatakan bahwa saya tidak sengaja mengonsumsi alkohol,” tegasnya seperti dikutip dari The Guardian.

“Hakim sudah menerima bahwa saya tidak sengaja meminum alkohol. Berkendara sambil mengonsumsi alkohol adalah pelanggaran serius," lanjutnya.

"Dan, meskipun saya tidak sengaja mengonsumsi minuman beralkohol, saya menerima hukuman ini dan saya meminta maaf atas situasi ini,” tutup Yaya Toure.

Baca juga artikel terkait SERI PESEPAKBOLA MUSLIM atau tulisan lainnya dari Hendi Abdurahman

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Hendi Abdurahman
Penulis: Hendi Abdurahman
Editor: Iswara N Raditya