Menuju konten utama

Yang Menarik dari Film Ali & Ratu-Ratu Queens bagi Iqbaal Ramadhan

Sinopsis Ali & Ratu Ratu Queens menghadirkan kisah Ali (Iqbaal Ramadhan) pemuda berusia 19 tahun yang pergi ke New York untuk menemukan ibunya yang hilang

Yang Menarik dari Film Ali & Ratu-Ratu Queens bagi Iqbaal Ramadhan
Ali dan Ratu Ratu Queens. foto/Netfllix/Rilis

tirto.id - Film Indonesia Ali & Ratu Ratu Queens akan tayang perdana secara global pada tanggal 17 Juni 2021 di Netflix.

Ali & Ratu Ratu Queens disutradarai oleh Lucky Kuswandi setelah film panjangnya yang lain Selamat Pagi, Malam, & Galih dan Ratna. Film Ali & Ratu Ratu Queens ditulis oleh Gina S. Noer (Keluarga Cemara, Dua Garis Biru).

Sinopsis Ali & Ratu Ratu Queens menghadirkan kisah Ali (Iqbaal Ramadhan), seorang pemuda berusia 19 tahun yang memutuskan meninggalkan Jakarta dan pergi ke New York untuk menemukan ibunya yang telah lama hilang.

Karakter Ali mempunyai kesan tersendiri bagi Iqbaal Ramadhan. Iqbaal menyatakan karakter Ali cukup relatable, termasuk baginya, demikian ia sampaikan dalam press conference Netflix.

"Ali cukup gigih dalam mendapatkan apa yang dia inginkan. Usianya yang masih muda sering kali membuatnya mengambil keputusan-keputusan yang impulsif, namun sebenarnya hal ini justru mengantarkannya ke jalannya sendiri. Dia hanya perlu belajar menerima dan bertanggung jawab atas pilihan yang dia buat. Saya percaya anak-anak muda seusia Ali bisa memahaminya - tidak apa-apa jika tidak tahu harus mulai dari mana dan membuat kesalahan, selama mereka bisa belajar dari hal tersebut," cerita Iqbaal.

Iqbaal juga menjelaskan pesan penting film Ali & Ratu Ratu Queens adalah setiap anak memiliki kebebasan untuk memilih siapa yang kamu inginkan menjadi keluarga.

"(Pesan penting film ini adalah) be good to your family! Kita bisa saja punya watak keras dan prinsip hidup sendiri, tapi jangan pernah menyusahkan keluarga kita. Anak-anak muda seumuran saya sering kali melakukan kesalahan seperti ini dan saya rasa pengalaman Ali bisa jadi pelajaran buat kita," kata Iqbaal.

Menurut Iqbaal, Ali adalah anak yang baik dan cukup beruntung bisa tumbuh dengan berbagai macam perempuan di sekitarnya.

"Dia bahkan dibesarkan oleh budenya setelah ayahnya meninggal, sehingga seluruh hidupnya dikelilingi oleh berbagai perempuan - termasuk budenya yang konservatif, ibunya yang rumit, ‘tante-tante’nya yang unik di Queens, serta Eva yang seumuran dan memiliki pemikiran yang sama dengannya. Saya rasa itu yang membuat Ali jadi memiliki empati yang lebih dan menjadikan ia seorang laki-laki seutuhnya," kisahnya.

Menurut Iqbaal, hal-hal yang mampu membuat penonton mencintai Ali & Ratu Ratu Queens adalah bagaimana film ini menggambarkan New York yang autentik dan raw menjadi salah satu daya tarik utamanya, sekaligus salah satu alasannya mengambil proyek ini.

"Ketika pertama kali saya datang ke Amerika untuk sekolah, awalnya saya pikir negara ini dipenuhi oleh hiruk-pikuk, glamor, dan tempat untuk mengejar mimpi, namun ternyata ada sisi lain yang terlewatkan. Saya rasa Queens adalah tempat yang membuat New York menjadi autentik, dan ini sesuatu yang mungkin belum banyak orang Indonesia ketahui," kata Iqbaal.

Trailer perdana dari film ini menampilkan sekilas kenangan masa kecil Ali dan ibunya (Marissa Anita) sebelum berangkat ke New York untuk mengejar mimpi. Keduanya berpisah dengan janji bersatu kembali setelah sang ibu sukses, namun akankah mereka menemukan jalan untuk bertemu lagi?

Ali yang sudah dewasa akhirnya bertekad untuk mencari ibunya dan memulai perjalanan yang mengubah hidup ke New York. Di sana ia bertemu dengan empat imigran Indonesia yang sangat menyenangkan dan penuh warna (Nirina Zubir, Tika Panggabean, Asri Welas, Happy Salma), serta seorang wanita muda bernama Eva (Aurora Ribero).

Dengan bantuan mereka, Ali menyadari bahwa banyak jalan untuk menemukan arti keluarga, sambil mengejar impiannya dengan latar belakang Queens, New York.

Baca juga artikel terkait ALI DAN RATU RATU QUEENS atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Film
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Ibnu Azis