Menuju konten utama

Yang Harus Diwaspadai dari Diet Rendah Karbo Seperti Juwita Bahar

Waspadai bahaya diet karbo yang sebabkan Juwita Bahar koma.

Yang Harus Diwaspadai dari Diet Rendah Karbo Seperti Juwita Bahar
Juwita Bahar. instagram/juwitabaharsanjaya11

tirto.id - Menurunkan berat badan dengan menerapkan pola makan atau diet rendah karbohidrat (karbo) mungkin akan memangkas lemak tubuh dengan cepat. Namun, diet ini berpotensi mengundang masalah kesehatan jika dilakukan dengan tidak benar dan tanpa pengawasan dokter.

Hal ini dialami oleh artis Juwita Bahar. Dia sempat mengalami koma setelah menerapkan diet rendah karbo. Selama 15 hari dia tidak sadarkan diri setelah Juwita sama sekali menyingkirkan nasi atau karbo dalam pola makannya.

Sebenarnya diet karbo boleh saja. Namun jika dilakukan secara berlebihan dengan hampir atau sepenuhnya menyetop asupan karbohidrat dalam jangka panjang, justru memiliki risiko kesehatan. Ada efek samping diet rendah karbo yang setiap orang berbeda kemunculannya.

Mengutip dari Livestrong, pengurangan karbohidrat sekitar 50-100 gram dapat memicu sakit kepala, kelelahan, perubahan pada kebiasaan buang air besar (BAB dalam bentuk sembelit atau diare, hingga cenderung lebih mudah marah.

Pola makan yang juga disebut diet ketogenik (diet keto) ini juga memungkinkan seseorang mendapatkan mual, muntah, insomnia, dan tidak kuat saat berolahraga.

Dalam dunia diet keto, berbagai gejala yang muncul tersebut disebut "flu keto". Ini bukan semacam penyakit flu yang mudah ditangani. Begitu kena gejala ini, pelaku diet rendah karbo berisiko untuk pingsan beberapa hari hingga sepekan, bahkan lebih.

Selain itu, dilansir Mayo Clinic, diet ini juga dapat menimbulkan bau mulut. Mambatasi karbohidrat dalam jangka panjang dapat menyebabkan kekurangan vitamin, mineral, dan gangguan saluran cerna.

Dokter Marcelo Campos, dosen di Harvard Medical School dan asisten profesor klinis di Tufts School of Medicine, mengatakan, tidak diketahui pasti kenapa gejela-gejala efek samping tersebut muncul.

Diperkirakan, penurunan drastis dari karbohidrat yang menjadi sumber energi utama tubuh dan otak, telah memengaruhi fisiologi dasar. Camposs juga memperkirakan "flu keto" turut dipicu perubahan mikrobioma usus, detoksifikasi, atau reaksi sistem kekebalan.

Di samping itu, ada beberapa alasan lain kemungkinan penyebab munculnya gejala, yaitu:

1. Dehidrasi

Saat kekurangan karbohidrat, maka cairan tubuh juga bisa hilang dengan cepat. Apabila tidak segera diatasi, maka efek samping dehidrasi akan muncul seperti lelah, sakit kepala, hingga pusing.

2. Kehilangan elektrolit

Cairan tubuh yang hilang, artinya mineral elektrolit tubuh juga berkurang banyak. Kekurangan elektrolit mengganggu keseimbangan air dalam tubuh, fungsi otot, dan pH darah. Otot dimungkinkan mengalami kejang maupun lemah.

Hal yang perlu dicermati yaitu tubuh memerlukan karbohidrat sebagai sumber energi utama. Dalam proses mencerna, karbohidrat kompleks akan dipercah menjadi gula sederhana (glukosa), lalu dilepas ke dalam darah (glukosa darah). Insulin ikut dilepaskan agar membantu glukosa masuk ke sel tubuh untuk dijadikan energi.

Ketika glukosa tidak terpakai atau jumlahnya berlebih di tubuh, tidak langsung dibuang. Glukosa tersebut akan disimpan dalam liver, otot , dan sebagian lagi menjadi lemak tubuh.

Dalam diet rendah karbo, banyak yang menggunakan protein hewani sebagai pengganti karbohidrat. Namun, perlu diingat, lemak dan protein hewani juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan kanker tertentu.

Baca juga artikel terkait DIET RENDAH KARBO atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dipna Videlia Putsanra