Menuju konten utama

Yang Dibahas Menlu ASEAN soal Kekerasan Myanmar di Jakarta

Berikut adalah materi pertemuan Menlu ASEAN di Jakarta: membahas konflik di Myanmar. 

Yang Dibahas Menlu ASEAN soal Kekerasan Myanmar di Jakarta
Pendukung militer Myanmar mengibarkan bendera nasional Myanmar selama unjuk rasa mendukung kudeta militer di Naypyitaw, Myanmar, Kamis, 4 Februari 2021. (Foto AP)

tirto.id - Seluruh menteri luar negeri dari kawasan Asia Tenggara berkumpul di Jakarta pada hari ini, Kamis, 27 Oktober 2022. Tujuannya untuk membahas langkah proses perdamaian di Myanmar yang kini kekuasaannya dipegang junta militer dalam sebuah kudeta.

Reuters memberitakan, dalam beberapa pekan terakhir, puluhan orang tewas ketika kekerasan meningkat. Salah satu kasus paling terbaru adalah pemboman jet tempur di lokasi konser yang menewaskan 80 orang, termasuk artis.

Di sisi lain, junta militer Myanmar mengatakan laporan soal serangan udara yang menewaskan warga sipil adalah "rumor." Mereka bersikeras kalau target pengeboman adalah pangkalan Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA).

Akan tetapi, pertemuan di sekretariat Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) Jakarta itu tidak dihadiri oleh perwakilan Myanmar. Padahal, negara itu merupakan salah satu anggotanya.

Alasannya, para jenderal Myanmar dilarang dalam pertemuan itu sejak tahun lalu karena telah menggulingkan pemerintahan yang sah, menahan Aung San Suu Kyi, termasuk ribuan aktivis dan melakukan tindakan keras mematikan.

Inforgafik Kudeta Militer di Myanmar

Inforgafik Kudeta Militer di Myanmar. tirto.id/Fuad

Apa yang Dibahas dalam Pertemuan ASEAN?

Ketua ASEAN Kamboja mengatakan, pertemuan ini akan menghasilkan rekomendasi tentang bagaimana mendorong proses perdamaian menjelang pertemuan puncak pada bulan depan.

Sebenarnya, Myanmar telah diundang untuk mengirim perwakilan non-politik ke pertemuan di Indonesia, tetapi junta militer tidak setuju.

Seperti diberitakan Alarabiya, PBB ASEAN mengaku "sangat prihatin" atas meningkatnya pelanggaran hak asasi manusia di Myanmar, tetapi upaya untuk menyelesaikan krisis belum membuahkan hasil.

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mengatakan, setidaknya ada lima poin yang akan dibahas, termasuk mendesak penghentian kekerasan dan memulai dialog menuju kesepakatan damai, serta memfasilitasi mediasi untuk memberikan bantuan kemanusiaan.

“Junta Myanmar tidak menunjukkan keinginan atau langkah konkret untuk implementasi [rencana tersebut],” kata seorang pejabat kementerian luar negeri Indonesia kepada AFP pekan lalu.

Namun demikian, seorang juru bicara pemerintah militer Myanmar tidak menjawab panggilan telepon ketika diminta klarifikasi oleh Reuters.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Hukum
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya