Menuju konten utama

Yahoo Jepang dan Line Akan Merger Jadi Satu Perusahaan Teknologi

Yahoo Japan (Jepang) akan bergabung dengan Line untuk membuat satu perusahaan teknologi baru.

Yahoo Jepang dan Line Akan Merger Jadi Satu Perusahaan Teknologi
pengguna mengunduh aplikasi line dari playstore. tirto/tf subarkah

tirto.id - Yahoo Japan (Jepang) dan Line akan bergabung menjadi satu perusahaan teknologi. Kedua perusahaan tersebut masih berdiskusi mengenai kebijakan yang tepat soal penggabungan keduanya.

Techcrunch melansir, Z Holding, perusahaan yang menaungi Yahoo Japan adalah anak perusahaan dari Softbank. Sementara, Line berada di bawah bendera Naver Corporation, perusahaan teknologi Korea Selatan. Z Holdings akan membagi hasil 50:50 dengan Softbank.

Line adalah aplikasi perpesanan paling banyak digunakan di Jepang. Sleain fitur perpesanan, Line juga memiliki fitur Line Pay untuk pembayaran non-tunai, Line Taxi untuk layanan pemesanan transportasi umum, dan layanan lainnya.

Namun, persaingan di sektor perpesanan makin ketat dan nampaknya Line mulai tertinggal. Sejak tiga tahun lalu, saham Line sudah IPO (Initial public Offerings) di Tokyo dan New York. Namun pendapatannya terus menurun.

Pihak manajemen Line gagal memproyeksikan kesempatan pada masa depan dan mandegnya pengembangan inovasi produk inti. Selain itu, pihak manajemen juga menunjukkan inisiatif kecil dalam upaya ekspansi secara geografis.

Perusahaan juga terus menerus berkutat pada stiker, emoji, dan kartun yang menjadi salah satu fitur perpesanan. Namun, layanan perpesanan hanya menyumbang 13 persen pendapatan total dan stagnan.

Bloomberg mewartakan, pada Kamis (14/11/2019) Naver Corporation dapat membuat persetujuan dengan Z segera di bulan ini dengan persetujuan 50% bagi hasil antara Line dan Yahoo.

Sebagian besar perusahaan yang berbasis di Tokyo tersebut berasal dari iklan yang ditampilkan pada 164 juta pengguna aktif tiap bulannya. Bisnis lainnya, seperti fintech (moda pembayaran non tunai), belum mendapatkan daya tarik cukup meskipun sudah mencoba selama beberapa tahun.

Selama tujuh tahun, Line tidak berkembang banyak di empat pasar utamanya, yaitu Jepang, Taiwan, Thailand, dan Indonesia. Bahkan, Line tidak berkembang cukup baik di negara asalnya, Korea Selatan.

Pendek kata, Line sedang bermasalah. Penggabungan dengan Yahoo adalah ide yang cukup menarik dan menggabungkan diri dengan Softbank bukanlah ide buruk.

Pendiri sekaligus pemimpinnya, Masayoshi Son adalah seorang salesman dan suka memamerkan portofolio perusahaan. Jika Softbank serius untuk meningkatkan ekspansi entitas Line-Yahoo, tidak mustahil mereka dapat merambah pasar dan menjadi rival bagi Rakuten Inc. dan Amazon.com Inc.

Yahoo Jepang, di sisi lain, dapat dikembangkan menjadi lapak dagang online, iklan dan pembayaran non-tunai atau elektronik. Memiliki layanan perpesanan aktif seperti Line akan menjadi portofolio yang menguntungkan untuk mencapai tujuan tersebut.

Penggabungan ini akan membawa dua operator aplikasi pembayaran terbesar di Jepang bersatu. Terlebih, Jepang kini sedang berada di masa transisi cepat dari pembayaran tunai ke non-tunai, Reuters melaporkan.

Paypay, aplikasi pembayaran non-tunai milik Softbank menyentuh angka 19 juta pengguna, sedangkan Line memiliki 82 juta pengguna aktif.

Secara terpisah, pada Kamis (14/11/2019), Z Holdings berhasil mengakuisisi 50,1 persen saham ritel elektronik fesyen, Zozo Inc. dalam kesepakatan 3,7 miliar dolar AS, dan siap berhadapan dengan Amazon.com Inc.

Baca juga artikel terkait YAHOO atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Bisnis
Kontributor: Anggit Setiani Dayana
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Dipna Videlia Putsanra