Menuju konten utama

Wilayah Terdampak Demam Berdarah Tertinggi di DKI Ada di Jagakarsa

Tingginya angka penderita DBD di Jagakarsa karena banyak lahan kosong dan udara yang lembab.

Wilayah Terdampak Demam Berdarah Tertinggi di DKI Ada di Jagakarsa
Petugas melakukan fogging atau pengasapan di kawasan Duren Tiga, Pancoran, Jakarta, Jumat (2/11/2018). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/hp.

tirto.id - Dinas Kesehatan menyatakan wilayah Jagakarsa yang terletak di Jakarta Selatan menjadi kecamatan dengan tingkat penderita demam berdarah dengue (DBD) tertinggi di DKI Jakarta.

Woro Nurnaningsih, Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) dari Kecamatan Jagakarsa mengatakan tingginya angka penderita DBD di Jagakarsa karena dua hal. Pertama, banyaknya lahan kosong. Kedua, udara yang lembab.

"Karena udara yang lembab dan banyak kebon kosong," ujar Woro saat dihubungi reporter Tirto, Rabu (30/1/2019).

Woro mengatakan, mereka juga telah berupaya mengatasi masalah ini, seperti memberantas sarang nyamuk, mengedukasi anak-anak ke sekolah-sekolah dan menjadikan mereka jumantik cilik, penyemprotan (fogging), dan edukasi ke masyarakat sekitar menjadi jumantik di tempat tinggalnya masing-masing.

"Sudah sejak seminggu lalu mas, kerja bakti, (dilanjutkan) pembasmian sarang nyamuk," lanjut Woro.

Selain itu, kata Woro, mereka juga akan memasang ovitrap, sebuah perangkap tempat bertelur nyamuk Aedes yang pada bagian atasnya diberi kasa dan direkatkan pada kayu.

Ovitrap ini diharapkan bisa membantu mengurangi dan meminimalisir perkembangbiakan nyamuk demam berdarah di daerah Jagakarsa.

"Kami sudah upaya terus [selanjutnya] dengan membuat ovitrap [dan] nantinya dipasang di tiap-tiap rumah," tukas Woro.

Kementerian Kesehatan mencatat penyakit virus yang dibawa nyamuk Aedes Aegypti telah mengakibatkan 133 orang meninggal pada 1-29 Januari 2019 di seluruh Indonesia. Saat ini, Jawa Timur mendominasi jumlah warga terkena demam berdarah dengue (DBD).

Direktur Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, menurut data terakhir, warga terkena DBD di seluruh provinsi Indonesia per 29 Januari 2019 mencapai 13.683 orang dengan kematian 133 orang.

"Kami punya puncak kasus penderita DBD itu sampai dengan 204.000 pada 2016. Jumlah meninggalnya 1.598 [orang]. Oleh sebab itu [dengan data per Januari 2019] masih belum bisa dikatakan KLB [kejadian luar biasa] nasional. Angkanya masih rendah dibanding tahun sebelumnya," ujarnya di kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Rabu (30/1/2019).

Tingginya kasus DBD dalam bulan Januari, kata dia, terkait dengan musim hujan. Pada air bersih yang mengenang, telur nyamuk mudah berkembang biak. Kemenkes meminta masyarakat mewaspadai siklus nyamuk agar tak terkena DBD.

Baca juga artikel terkait DEMAM BERDARAH atau tulisan lainnya dari Nadhen Ivan

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Nadhen Ivan
Penulis: Nadhen Ivan
Editor: Alexander Haryanto