Menuju konten utama

"Whistleblower" Sebut CIA Berada di Balik Naskah Panama

Whistleblower keuangan terkenal Bradley Birkenfeld mengatakan bahwa skandal "Naskah Panama" adalah hasil kerja dinas intelijen Amerika Serikat (CIA), mengingat skandal ini lebih mengguncangkan negara-negara yang selama ini tengah berada dalam ketegangan dengan Amerika Serikat (AS).

Mossack Fonseca. [Foto/www.mossfon.com]

tirto.id - Whistleblower keuangan terkenal Bradley Birkenfeld mengatakan bahwa skandal "Naskah Panama" adalah hasil kerja dinas intelijen Amerika Serikat (CIA), mengingat skandal ini lebih mengguncangkan negara-negara yang selama ini tengah berada dalam ketegangan dengan Amerika Serikat (AS).

"CIA saya yakin berada di belakang ini, menurut pendapat saya," kata Birkenfeld dalam wawancara dengan CNBC, Selasa, (12/4/2016) waktu setempat.

"Faktanya kita semua melihat nama-nama yang muncul adalah nama-mana yang dalam tanda petik musuh AS, yakni Rusia, China, Pakistan, Argentina dan kita tidak melihat satu pun nama AS. Mengapa demikian? Jujur saja, perasaan saya mengatakan ini pasti operasi dinas intelijen." lanjut Birkenfeld, seperti dikutip Antara, Rabu, (13/4/2016).

Ketika ditanya alasan AS membocorkan informasi yang juga merusak citra Perdana Menteri Inggris David Cameron, salah satu sekutu utamanya, Birkenfeld hanya berkata bahwa pemimpin Inggris itu kemungkinan hanya terkena getah dari sebuah operasi besar intelijen.

"Jika Anda melihat National Security Agency dan CIA memata-matai pemerintah asing, mereka pastinya menyasar firma hukum seperti ini. Secara selektif mereka membeberkan informasi ini ke publik yang tidak merugikan AS dalam bentuk apa pun," pungkasnya seperti tertulis pada laman CNBC.

Birkenfeld adalah warga negara AS, yang semasa bekerja di Swiss sebagai bankir Bank UBS, mendekati pemerintah AS dengan menyerahkan sejumlah besar dokumen penggelapan pajak oleh warga AS dalam rekening-rekening rahasia di Swiss.

Pada akhir masanya sebagai whistleblower, Birkenfeld yang sempat harus mendekam di penjara selama dua tahun, dihadiahi 104 juta dolar AS dari dinas pajak AS (IRS) atas informasi yang diberikannya itu yang sekaligus mengguncang fondasi kerahasian perbankan Swiss.

(ANT)

Baca juga artikel terkait AMERIKA SERIKAT atau tulisan lainnya

Reporter: Yantina Debora