Menuju konten utama

Warna Valentine Identik dengan Pink, Apa Maksud dan Tujuannya?

Warna Valentine identik dengan pink sebenarnya mempunyai asal-usul yang tidak pasti. Mengapa bisa begitu? Temukan penjelasannya di sini.

Warna Valentine Identik dengan Pink, Apa Maksud dan Tujuannya?
Ilustrasi Buku cinta. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Warna Valentine identik dengan pink atau merah muda. Pemilihan warna tersebut memiliki maksud dan tujuan tertentu, atau terdapat sebuah alasan kenapa ditetapkan demikian.

Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang adalah satu hari yang konon bagi banyak pasangan cukup berharga. Hari Valentine identik dengan cinta dan kasih sayang.

Perayaan Valentine setiap tanggal 14 Februari kerap dipakai banyak orang untuk mengungkapkan rasa cinta ke pasangannya. Dan, biasanya, seseorang memberikan hadiah dengan warna khas yaitu pink atau merah muda.

Warna Valentine Identik dengan Pink

Sebenarnya, tak ada aturan khusus merayakan Valentine dengan warna ini. Bahkan, hari tersebut juga mulanya tidak berhubungan dengan warna apa pun. Penggunaan warna pink bisa jadi karena ia diasosiasikan dengan cinta, sesuatu yang sudah melekat sebagai simbol hari Valentine.

Mengutip laman Dictionary, penggunaan pink sebagai sebuah warna dilakukan sejak pertengahan tahun 1500-an. Sebenarnya pink merupakan nama sejenis tanaman dengan bunga berwarna merah jambu. Kemungkinan "pink" berasal dari kata dalam bahasa Belanda.

"Pink" juga memiliki banyak arti selama berabad-abad. Sebagian tidak merujuk untuk penggunaan warna. Pada tahun 1570-an, pink memiliki arti membuat potongan kecil atau perforasi.

Selain warna pink, Hari Kasih Sayang juga identik dengan warna merah pada awalnya. Pasalnya, warna ini melambangkan hasrat, keinginan, dan cinta.

Dikutip dari laman Romper, warna merah sangat diidentikkan dengan cinta sesuai dengan mitologi Yunani. Mawar merah pertama kali muncul dari darah Adonis yang didedikasikan untuk Aprhodite, dewi cinta yunani.

Sejak itu, merah menjadi warna yang erat dengan cinta.

Kenapa Warna Pink Dipilih?

Berbagai versi pun muncul soal penggunaan warna pink saat Hari Valentine, yaitu:

  • Pertama, penggunaan warna ini berkaitan dengan sifat dari warna merah dan putih sebagai hasil perpaduan terbentuknya pink.

Warna merah dikaitkan dengan unsur gairah yang menggelora. Sementara putih, melambangkan unsur polos dan murni. Sehingga, penggunaan warna pink pada Valentine akan memunculkan cinta yang kuat namun lebih lembut.

  • Kedua, warna merah identik dengan unsur cinta.

Hal itu sesuai dengan mitologi dari Yunani yang menerangkan jika mawar yang berwarna merah berasal dari darah Adonis untuk dewi cinta Yunani, Aphrodite. Maka, warna merah lalu dikaitkan dengan cinta yang erat.

Warna Kasih Sayang

Meski begitu, banyak warna selain pink pun diasosiasikan dengan makna yang mirip.

Dikutip dari laman Colorcombos, berikut makna sejumlah warna yang merujuk ke kasih sayang:

  • Ungu lavender: melambangkan pesona dan orisinalitas
  • Warna coral: melambangakan keinginan yang kuat
  • Oranye aprikot: melambangkan antusiasme dan daya tarik
  • Kuning: melambangkan kegembiraan, hati senang, dan persahabatan
  • Warna persik: melambangkan simpati, ketulusan, rasa syukur dan kesopanan.

Hari valentine menjadi kesempatan untuk menunjukkan kasih sayang dan cinta kepada orang terkasih, salah satunya adalah dengan memberikan bunga dan kartu.

Warna-warna bunga dan kartu yang dipilih menjadi pesan yang merepresentasikan perasaan Anda terhadap pasangan atau teman Anda.

Pemberian kado Valentine juga dapat ditujukan kepada sahabat, anak, atau anggota keluarga sebagai bentuk penghargaan di Hari Kasih Sayang.

Namun, terkadang seseorang mungkin merasa bingung ketika memberikan hadiah yang cocok kepada orang lain. Kebingungan ini terkadang terjadi mengingat kita tidak mengetahui apa yang disukai orang.

Sejarah Valentine Jadi Simbol Kasih Sayang

Mengenai riwayat sejarah perayaan Hari Valentine, ada beberapa versi. Salah satunya mengaitkan perayaan hari ini dengan sosok uskup bernama St. Valentine, yang dipukuli dan dipancung pada 269 M, karena menentang perintah penguasa Romawi, kaisar Claudius II.

Saat itu, Claudius II melarang rakyatnya di Roma untuk menikah atau bertunangan, karena bala tentaranya enggan berperang akibat terikat istri atau kekasihnya. Namun, diam-diam Valentine menikahkan pasangan muda.

Claudius II yang mengetahui hal itu kemudian menghukum sang martir dengan cara kejam. Santo dari Terni itu meninggal pada 14 Februari.

Peringatan kematian St. Valentine, yang lantas dikenal dengan Saint Valentine's Day, ditetapkan untuk pertama kali pada 496 M oleh Paus Gelasius I, dikutip dari Encyclopaedia of Great Festivals (2017).

Peringatan dengan tujuan menghormati sosok martir tersebut dilakukan pada setiap tanggal 14 Februari. Mengingat kisah legenda mengenai St. Valentine dan penyebab ia dipancung, peringatan pada setiap 14 Februari itu kemudian diasosiasikan dengan cinta serta kasih sayang.

Mengutip catatan Britannica, kartu ucapan Hari Valentine mulai dikenal pada sekitar tahun 1500-an. Bisnis percetakan kartu ucapan Hari Valentine lalu berkembang sejak akhir 1700-an. Adapun di Amerika Serikat, kartu ucapan Hari Valentine mulai dicetak secara komersial di pertengahan 1800-an.

Simbol kasih sayang di Hari Valentine lantas sering digambarkan dengan sosok Cupid, dewa cinta Romawi, bersama gambar hati yang secara tradisional melukiskan cinta.

Karena diperkirakan musim kawin unggas dimulai pada pertengahan Februari, burung pun menjadi simbol hari Valentine. Hadiah tradisional termasuk permen dan bunga, terutama mawar merah, adalah simbol keindahan dan cinta.

Baca juga artikel terkait VALENTINE atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Addi M Idhom
Penyelaras: Ibnu Azis