Menuju konten utama

Warga Sebut Polisi Sempat Cari Pembakar Mobil di RW 03 Slipi

Aparat kepolisian sempat menyisir kawasan RW 03, Slipi, Jakarta Barat untuk mencari pembakar mobil di depan Asrama Brimob Petamburan. 

Warga Sebut Polisi Sempat Cari Pembakar Mobil di RW 03 Slipi
Tim Inafis melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pascabentrok polisi dan pendemo rusuh, di kompleks Asrama Brimob, Jakarta, Rabu (22/5/2019). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.

tirto.id - Kawasan RW 03, Kelurahan Slipi, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, sempat menjadi sasaran 'sweeping' aparat kepolisian pada Rabu (22/5/2019).

Seorang penjaga pos RW 03, Slipi, Agus mengatakan 'sweeping' tersebut dilakukan aparat pada Rabu dini hari atau setelah sejumlah mobil di depan Asrama Brimob Petamburan dibakar massa.

“Mereka cari oknum massa, cari orang yang bakar mobil di depan Asrama Brimob Petamburan,” ujar Agus saat ditemui di Pos RW 03, Slipi, Rabu (22/5/2019).

Sementara pada Rabu siang, kata Agus, ada sekitar 10 anggota Marinir berjaga di kawasan RW 03, Slipi. Selain itu, menurut Agus, ada sejumlah intel berpakaian sipil.

“Mereka cari oknum [massa], warga RW 03 tidak ikut-ikutan [jadi massa perusak],” ujar Agus.

Agus mengatakan ada 13 mobil yang dibakar massa, yaitu 10 milik warga dan 3 lainnya kepunyaan Brimob. Keterangan Agus ini berbeda dengan pernyataan resmi Polda Metro Jaya bahwa ada 10 mobil yang terbakar lapangan parkir di depan Asrama Brimob Petamburan.

Dia mengatakan warga RW 03 Slipi memang menutup jalur yang mengarah ke Jalan Brigjen Katamso—lokasi bentrok massa dan aparat. Agus beralasan hal ini untuk mengamankan warga setempat.

“Kalau mau nekat, pejalan kaki masih bisa melintasi portal. Tapi bahaya, di Jalan Brigjen Katamso sudah banyak anggota Marinir dan Kopassus yang berjaga,” ucap Agus.

Berdasarkan pantauan reporter Tirto, di Pos RW 03, Slipi, tepatnya di Jalan G, memang masih terasa sisa gas air mata.

Agus mengatakan, pada Rabu siang tadi, sempat ada warga yang melintas di Jalan Brigjen Katamso. Lalu, warga itu beristirahat di masjid RW 03 karena mengalami luka akibat tembakan peluru karet.

“Dia tepar, katanya kena tembak. Pas dicek ada peluru karet di dahinya. Langsung dicabut [peluru karet] sama dokter sini,” ujar Agus.

Hingga Rabu malam, di ujung selatan jalan Brigjen Katamso atau dekat Flyover Slipi, massa masih berhadapan dengan barikade aparat yang menembakkan gas air mata.

Baca juga artikel terkait AKSI 22 MEI atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Hukum
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Addi M Idhom