Menuju konten utama

Warga Rusia Kelahiran Setelah 2015 Dilarang Beli Rokok

Rusia punya cara unik untuk memberantas rokok di negaranya: siapapun yang lahir setelah 2015  dilarang membeli rokok. Rancangan peraturan ini untuk memangkas generasi perokok di Rusia.

Warga Rusia Kelahiran Setelah 2015 Dilarang Beli Rokok
Presiden Rusia Vladimir Putin. ANTARA FOTO/REUTERS/Maxim Zmeyev

tirto.id - Rusia tengah merencanakan upaya pemberantasan rokok dengan melarang pembelian rokok bagi warganya yang lahir setelah setelah tahun 2015. Rencana itu merupakan upaya jangka panjang pemberantasan rokok di negara pengimpor tembakau tersebut.

Jika peraturan itu diberlakukan, Rusia akan menjadi negara pertama di dunia yang benar-benar bebas dari tembakau dan akan memutus generasi masa depan Rusia dari kebiasaan merokok.

Seperti diwartakan Dailymail, Selasa (10/1/2017), rancangan Presiden Vladimir Putin ini mendapat sambutan positif dari penggemar kebugaran dan para aktivis antirokok.

Setiap tahun hampir 400.000 orang Rusia meninggal karena penyakit yang berhubungan dengan merokok. Tapi kantor berita Tass mengatakan jumlah perokok telah jatuh dari 41 persen menjadi 31 persen dalam 10 tahun terakhir.

Presiden Putin dan para penasihatnya tertarik untuk membasmi kebiasaan merokok--yang tidak hanya buruk bagi kesehatan warga Rusia tapi juga buruk bagi perekonomian mereka.

Merokok sudah mentradisi di negara dengan suhu dingin itu, tetapi tembakau tidak tumbuh di sana dan, dan sejak zaman Soviet, harus mengimpor tembakau dari Kuba, Georgia atau Asia Tengah.

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan larangan yang diusulkan akan memerlukan kajian serius.

Pada 2015 dilaporkan bahwa parlemen Rusia sedang mempertimbangkan melarang semua perempuan di bawah usia 40 tahun membeli rokok. Ibu dan anak-anak juga akan dilarang untuk membeli tembakau, sebagaimana diajukan oleh 42 anggota parlemen dari Partai Komunis Rusia.

Tapi usulan terbaru ini, walaupun kurang radikal dalam jangka pendek, akan memiliki konsekuensi yang luas dalam jangka panjang. Saat ini 51 persen pria Rusia merokok, sementara perokok wanita hanya 17 dan diperkirakan, jika jika rancangan peraturan itu benar-benar disutujui, pada 2050 mendatang hanya sebagian kecil warga Rusia yang masih akan membeli rokok.

Kebijakan ini tidak diragukan lagi menjadi kabar buruk bagi enam perusahaan rokok terbesar di dunia seperti China National Tobacco Corp, Philip Morris International, British American Tobacco, Imperial Tobacco Group, Japan Tobacco International dan Altria --banyak di antaranya sudah mulai beralih ke bisnis e-rokok yang semakin populer di Rusia.

Baca juga artikel terkait HARD NEWS atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH