Menuju konten utama

Warga Riau Tewas Diterkam Harimau, Sudah 2 Kasus Terjadi Tahun Ini

BBKSDA Riau mencatat, selama 2018, sudah ada dua kasus warga tewas karena diduga akibat serangan Harimau di kawasan Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.

Warga Riau Tewas Diterkam Harimau, Sudah 2 Kasus Terjadi Tahun Ini
Harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae) bernama Leony dilepas di enklosur seluas 50x50 meter di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD) di Dharmasraya, Sumatera Barat, Sabtu (29/7/2017). ANTARA FOTO/Rosa Panggabean.

tirto.id - Seorang warga di Provinsi Riau tewas diduga akibat serangan Harimau Sumatera pada Sabtu malam, 10 Maret 2018. Korban bernama Yusri Efendi merupakan buruh bangunan di Dusun Sinar Danau, Desa Tanjung Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.

Usai insiden itu, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau meningkatkan upaya pencarian dan penyelamatan 2 harimau sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) yang diduga berkeliaran di sekitar lokasi kejadian.

"Kami masih meneliti harimau yang menerkam Yusri hingga meninggal. Apakah memang harimau yang selama ini kami cari atau lainnya," kata Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau, Mulyo Hutomo, di Pekanbaru, pada Minggu (11/3/2018).

Menurut Hutomo, kasus warga tewas akibat diterkam Harimau tersebut sudah terjadi untuk kedua kalinya pada tahun 2018. Dia mencatat, di kawasan yang sama, pada awal Januari 2018 lalu, warga bernama Jumiati juga diduga tewas karena diterkam Harimau.

Perempuan berusia 33 tahun itu meninggal saat sedang melakukan perawatan sawit di tempatnya bekerja, perkebunan milik PT Tabung Haji Indo Plantantion (THIP).

Namun, Hutomo menambahkan, jarak antara lokasi kejadian dua kasus tersebut lumayan jauh, yakni sekitar 10-15 kilometer.

Dia menambahkan, tim BBKSDA Riau telah diturunkan untuk menangkap dan menyelamatkan harimau sumatera itu usai kasus pertama terjadi, awal Januari lalu. Tim itu terdiri dari TNI, polisi dan sejumlah pegiat satwa yang dilindungi.

Sejumlah perangkap juga telah dipasang. Perangkap-perangkap berbentuk kotak berisi kambing jantan dan babi hutan menyebar di sekitar lokasi penyerangan warga. Begitu juga kamera pengintai, yang dipasang di setiap sekitar perangkap itu. Tapi, selama dua bulan pencarian, belum ada perkembangan.

Di sekitar lokasi kejadian, Hutomo menduga ada dua harimau sumatera. Keduanya berjenis kelamin betina, berusia sekitar empat tahun. BBKSDA Riau memberi nama keduanya Boni dan Bonita.

Hutomo menduga Bonita adalah harimau penyerang warga bernama Jumiati, di awal Januari lalu. Menurut dia, Bonita diduga mengalami perubahan perilaku pasca insiden tewasnya Jumiati. Sebab, Bonita tidak sungkan mendekati manusia. Padahal harimau sumatera normal akan menghindar dan lari saat melihat kerumunan manusia.

Hutomo mengetahui hal ini karena beberapa warga melaporkan melihat Bonita berkeliaran di areal perkebunan sawit sekaligus merekamnya. Namun, untuk memastikan hal itu, Hutomo mengatakan BBKSDA Riau masih terus menyelidiki keberadaan Bonita.

"Kami masih meneliti melalui identitas lorengnya. Apakah Bonita atau harimau sumatera lain. Pada saat kejadian, tim kita memang berada di sana," ujar Hutomo.

Saat ini, Hutomo melanjutkan, upaya pencarian dan penyelamatan harimau Boni dan Bonita terus ditingkatkan. Sejak awal pekan lalu, tim penyelamat Harimau terus ditambah, terutama dengan melibatkan tim penembak jitu yang menggunakan bius.

Saat ini, populasi Harimau Sumatera terus merosot jumlahnya. Hewan yang dilindungi ini terancam punah akibat habitatnya terdesak dan perburuan liar. Misalnya, perluasan perkebunan sawit di Riau terindikasi mendesak lokasi habitat Harimau Sumatera. Pada pertengahan 2017, WWF Indonesia memprediksi populasi Harimau Sumatera di Indonesia kini sekitar 371 individu saja.

Baca juga artikel terkait HARIMAU

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom