Menuju konten utama

Warga Pasar Ikan: Kalau Digusur Lagi Kami Melawan

Teddy, salah satu warga Pasar Ikan, mengaku bahwa dirinya dan warga lain tak akan angkat kaki dari tanah yang menghidupinya. Dan apabila kembali digusur, maka mereka akan melawan.

Warga Pasar Ikan: Kalau Digusur Lagi Kami Melawan
Foto aerial suasana penggusuran kawasan pemukiman Pasar Ikan Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara. Antara foto/Andika Wahyu.

tirto.id - Ratusan gubuk kembali berdiri di reruntuhan tanah gusuran Pasar Ikan Penjaringan. Dari keseluruhan warga yang kini masih bertahan, terdapat sebanyak 169 Kepala Keluarga (KK) yang kini kembali menempati lahan gusuran. Mereka terdiri dari warga yang bertahan sejak penggusuran dilakukan Pemprov DKI Jakarta, dan sebagian merupakan warga yang menghuni rumah susun.

Selain ratusan gubuk, juga terdapat satu mushola sumbangan para relawan, satu panggung peringatan penggusuran, dan nampak sekitar 5 tenda sumbangan dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto setahun yang lalu.

Tak hanya itu, lokasi penggusuran Pasar Ikan penuh dengan spanduk maupun bendera bertuliskan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Terdapat Pula satu gubuk bertuliskan Sarumpaet Center.

Dari sekitar 169 KK yang tinggal di Pasar Ikan Penjaringan, hanya sekitar 20 sampai 30 KK yang berasal dari rusun. Mereka mengeluhkan akses ke lokasi dimana mereka bekerja. Karenanya, mereka memilih kembali ke Pasar Ikan meski harus tinggal di gubuk reot daripada tinggal di apartemen namun dengan perut yang kosong.

Menurut salah seorang warga, Teddy Kusnendi, mengatakan warga yang saat ini masih menghuni rumah susun bakal kembali menempati Pasar Ikan. "Jelas. Karena mereka merasa Anies menang dan programnya begitu setuju dengan gugatan kita mereka pastikan kembali karena masalah waktu saja dan bikin gubuk aja. Bikin gubuk 2 sampai 3 juta mereka belum ada duit," ujar dia saat ditemui Tirto di Pasar Ikan Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (27/4/2017).

Mayoritas mereka yang sebelumnya sempat tinggal di rumah susun, berasal dari Rusun Marunda, Rawa Bebek, selebihnya berasal dari Rusun Kapuk dan Muara.

Teddy mengaku, ia beserta warga tak akan angkat kaki dari tanah yang menghidupinya. "Kalau digusur lagi ya kami melawan. Bagi kami kebijakan Pemprov gak menguntungkan kami. Kami tidur di gubuk pun kalau perut kenyang tidur nyenyak. Kalau tinggal di gedung mewah pun kalau gak ada penghasilan kami tidak bisa tidur," ucap dia.

Namun saat ditanya keterkaitannya dengan paslon nomor 3 Anies-Sandiaga, Teddy mengaku perjuangan mereka bertahan sudah jauh hari sebelum Anies-Sandiaga mencalonkan diri. Hanya saja, kata dia, kebetulan program Anies cocok dengan mereka karenanya mereka mendukung penuh paslon nomor 3.

Diketahui, pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 19 April lalu, TPS 16 dan 17 tempat mereka mencoblos 85 persen mendukung Anies-Sandiaga. Selebihnya, sebanyak 15 persen memilih Ahok-Djarot. Namun ia curiga adanya penyelundupan warga yang mendukung Ahok-Djarot sehingga menimbulkan citra bahwa masih terdapat warga yang memilih Ahok.

Ia mengaku warga sangat berharap banyak dengan gubernur baru terpilih agar membuat kebijakan yang dianggap adil. Namun tak sepenuhnya mempercayai keseluruhan janji-janji Anies. Sebab, ada kemungkinan Anies-Sandiaga bakal melanjutkan program yang sebelumnya telah terlebih dahulu dilakukan oleh Ahok-Djarot.

"Andai di bidang hukum juga gak jalan dan melanjutkan dengan gubernur sebelumnya ya sama saja," tutur dia.

Teddy menyebut, warga korban gusuran hanya bisa berikhtiar dan bertahan. Bahkan, sebelumnya, ia mengaku sempat ditawari uang sebanyak 35 juta dan dua unit rusun untuk keluarganya. Tak hanya dia, beberapa warga yang getol memperjuangkan hak mereka juga ditawari hal yang sama. Enggan berkhianat, Teddy mengaku menolak tawaran tersebut.

Hingga saat ini, Teddy mengaku masih terus melanjutkan proses hukum dengan bermediasi dengan pihak Pemprov DKI. Pada tanggal 3 Mei nanti, ia mengaku baru akan melakukan mediasi yang ketiga.

Dari mediasi sebelumnya, pihak Pemprov sudah menyampaikan desain rumah namun sayangnya tidak terdapat kepastian.

Di lokasi yang berbeda, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku akan membongkar kembali gubuk para warga di lokasi Pasar Ikan Penjaringan. "Kita akan bongkar, kita akan bongkar sekarang, kita akan minta bongkar sampai tugas kita selesai," ujar dia di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (27/4/2017).

Namun, lanjut Ahok, sebelum dilakukan pembongkaran selanjutnya, pihaknya akan terlebih dahulu menunggu kajian dari cagar budaya sebab di lokasi tersebut terdapat beberapa tiang sehingga gak bisa sembarangan kerja.

Baca juga artikel terkait PENGGUSURAN atau tulisan lainnya dari Chusnul Chotimah

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Chusnul Chotimah
Penulis: Chusnul Chotimah
Editor: Alexander Haryanto